Dari Bukittinggi ke Semarang: Hafizh dan Proses Adaptasi di Ruang Sulit

Hafizh Mahardhika adalah seorang siswa kelas XII di PKBM Piwulang Becik. Hafizh yang kini berusia 17 tahun berasal dari Bukittinggi, Sumatra Barat. Sejak usia muda, Hafizh sudah terbiasa hidup jauh dari orang tua. Pada usia 10 tahun, ia memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan belajar di salah satu pondok pesantren. Pengalaman tersebut tidak hanya membentuk kedisiplinannya tetapi juga kemampuannya untuk mandiri.

Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, Hafizh memilih untuk mengambil gap year selama satu tahun. Keputusan ini diambil untuk mengeksplorasi minat dan bakatnya serta mencari tahu apa yang sebenarnya ia inginkan dalam hidup. Dalam periode ini, Hafizh bertemu dengan PKBM Piwulang Becik, sebuah lembaga pendidikan yang memberikan pendekatan berbeda dalam pembelajaran. Di sini, ia menemukan lingkungan yang ia yakini dapat mendukungnya untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Namun, perjalanan Hafizh dari Sumatra ke Jawa bukanlah tanpa tantangan. Proses adaptasi di PKBM Piwulang Becik tidaklah mudah baginya. Hafizh harus beradaptasi dengan budaya dan kebiasaan baru yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah keterbatasan dalam memahami bahasa Jawa. Namun, dengan tekad yang kuat, Hafizh berusaha untuk cepat belajar dan memahami apa yang dibicarakan oleh orang lain. Selain itu, ia juga harus menyesuaikan lidahnya dengan cita rasa makanan di Jawa yang relatif manis, berbeda dengan makanan di kampung halamannya. Hafizh belajar untuk menerima perbedaan ini sebagai bagian dari proses pembelajarannya.

Selain tantangan bahasa dan budaya, Hafizh juga belajar untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang berbeda di PKBM Piwulang Becik. Di sini, siswa diajarkan untuk lebih mandiri dan proaktif dalam mengejar ilmu. Hafizh mengakui bahwa salah satu kunci sukses dalam menghadapi ruang sulit adalah kesediaan untuk belajar dan menerima perubahan serta harus memiliki kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian dan tekanan.

Saat ini, Hafizh sedang terlibat dalam program Project Based Learning di PKBM Piwulang Becik. Dalam program ini, ia merintis sebuah unit usaha di bidang visual digital dengan fokus pada layanan ilustrasi. Pengalaman ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis tetapi juga memberinya kesempatan untuk bisa bekerja dalam tim, mengembangkan ide-ide kreatif, dan mempresentasikan hasil kerjanya. Sehingga ia banyak belajar tentang manajemen waktu, kerja sama tim, pentingnya memahami kebutuhan klien dan bagaimana memenuhi ekspektasi mereka. Pengalaman Hafizh dalam Program Project Based Learning ini memberikan Hafizh kepercayaan diri yang lebih besar dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia kerja di bidang visual digital. Ia juga belajar untuk mengatasi tekanan dan bekerja di bawah tenggat waktu yang ketat, sebuah keterampilan yang sangat penting dalam industri kreatif.

Hafizh mengakui bahwa salah satu hal yang selalu memotivasinya adalah melihat teman-teman sebayanya yang telah mencapai prestasi lebih tinggi. Ia merasa terpantik untuk tetap fokus dan tidak terdistraksi oleh hal-hal yang tidak produktif. Tantangan terbesar yang dihadapinya saat ini adalah mencari hal-hal baru yang dapat membuatnya keluar dari zona nyaman dan terus bertumbuh. Hafizh memahami bahwa untuk mencapai kesuksesan, ia harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan.

Di PKBM Piwulang Becik, Hafizh mendapatkan dukungan yang ia butuhkan untuk berkembang. Para mentor di PKBM tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi mentor yang membimbing Hafizh dalam setiap langkahnya. Teman-temannya di PKBM juga memberikan inspirasi dan semangat untuk terus maju. lingkungan di PKBM Piwulang Becik selalu mendorongnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari. Hafizh yakin bahwa dengan usaha dan kerja keras, ia dapat mencapai apa yang ia cita-citakan. Semoga kisah Hafizh dapat menginspirasi kita semua untuk terus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri dan tidak pernah berhenti untuk belajar dan berkembang.

Tonton video lengkap Hafizh disini ya:

Zafia Khairunnisa Nur Afridah: Menemukan Passion dalam Belajar

Sebelum bergabung di PKBM Piwulang Becik, Zafia menjalankan pendidikannya di SMP Tunas Bangsa Banjarnegara dan sempat mengikuti program magang di Karir Anak selama tiga bulan di Semarang. Pengalaman magang tersebutlah yang mengubah pandangan Zafia tentang pendidikan dan mendorongnya untuk beralih ke pendidikan nonformal di PKBM Piwulang Becik. Langkah itu ia ambil demi dapat mencapai salah satu impiannya, yaitu memiliki studio sendiri yang akan ia bawa kembali ke Banjarnegara.

Awalnya, dia tidak memiliki minat pada gambar. Namun tuntutan magang memaksanya untuk belajar ilustrasi. Ini adalah momen penting di mana dia menyadari bahwa belajar adalah bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan diri, bahkan jika itu melibatkan hal-hal yang awalnya dianggapnya tidak menarik.

Beralih dari dunia ilustrasi ke seni visual 3D adalah contoh konkret bagaimana Zafia menangkap esensi belajar yang sesungguhnya. Ia menyadari bahwa belajar bukanlah soal suka atau tidak suka, tetapi lebih kepada kebutuhan dan ketekunan. Konsistensi dan kegigihan membuktikan bahwa ia mampu menguasai hal-hal yang sebelumnya dianggap sulit atau tidak disukai.

Dalam perjalanannya, Zafia menyadari bahwa belajar adalah tentang memenuhi kebutuhan, bukan sekadar mengikuti keinginan atau mengandalkan bakat semata. Proses belajar yang ia jalani tidak selalu nyaman, bahkan terkadang melibatkan hal-hal di luar zona nyamannya. Dan pada akhirnya, apa yang Zafia temukan adalah bahwa bakat bukanlah faktor penentu utama dalam keberhasilan belajar. Keberhasilan terletak pada ketekunan, konsistensi, dan kemauan untuk terus belajar meskipun dihadapkan pada kesulitan.

Selama belajar di PKBM Piwulang Becik, Zafia menghadapi berbagai kesulitan. Mulai dari membagi waktu, mengontrol emosi, memahami aplikasi 3D Blender, hingga belajar bertanggung jawab atas rumah dan dirinya sendiri. Namun, dari setiap kesulitan tersebut, Zafia mendapatkan banyak pelajaran berharga. Kesalahan yang pernah ia buat menjadi sumber pembelajaran yang memperkuat karakter dan kemampuan dirinya.

Salah satu hal paling signifikan yang disadari Zafia setelah live in dan menjalankan Program Project Based Learning adalah bahwa belajar tidak terbatas pada waktu tertentu. Di PKBM Piwulang Becik, Zafia menemukan bahwa setiap waktu adalah kesempatan untuk belajar dan hal ini membuatnya lebih menghargai setiap momen dan menjadikannya lebih produktif.

Zafia merasa sangat beruntung memiliki banyak mentor yang selalu mendukung dan menyemangati proses belajarnya. Di PKBM Piwulang Becik, ia berada di lingkungan yang tepat dengan teman-teman yang selalu memberikan dukungan. Hal ini membuat perjalanan belajarnya menjadi lebih menyenangkan dan penuh semangat. Dan yang terpenting, kini ia menyadari bahwa belajar bukanlah sekadar tentang memperoleh pengetahuan, tetapi juga tentang pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri yang holistik.

 

Lihat cerita lengkap Zafia disini ya:

Pentingnya Membangun Kebiasaan Membaca Sejak Dini

Membaca bukan hanya sekadar aktivitas, tetapi sebuah kebiasaan yang membawa banyak manfaat. Di era digital seperti sekarang ini, anak-anak cenderung terpaku pada gadget dan layar, sehingga kegiatan membaca buku seringkali terabaikan. Namun, penting untuk diingat bahwa membaca buku membantu meningkatkan kemampuan kognitif, kosakata, dan daya imajinasi anak-anak. Selain itu, membaca juga dapat menjadi media yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan memperluas wawasan mereka tentang dunia di sekitarnya.

 

Cara Membangun Kebiasaan Membaca:

  1. Tunjukkan Contoh: Tunjukkan ketertarikan Sahabat Becik pada membaca dengan membacakan cerita kepada anak sejak usia dini. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka.
  1. Buatlah Lingkungan yang Mendukung: Sedikit demi sedikit, buatlah lingkungan yang mendukung kegiatan membaca di rumah. Sediakan rak buku dengan beragam judul yang menarik dan sesuaikan tempat membaca yang nyaman.
  2. Ajak Anak ke Perpustakaan: Kunjungi perpustakaan bersama anak-anak dan biarkan mereka memilih buku-buku yang menarik perhatian mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan minat mereka dalam membaca.
  3. Jadwalkan Waktu Membaca: Tetapkan waktu khusus setiap hari untuk membaca bersama anak-anak, seperti sebelum tidur. Ini membantu membentuk kebiasaan membaca sebagai bagian dari rutinitas harian.
  4. Berikan Pujian dan Dorongan: Berikan pujian dan dorongan ketika anak-anak menunjukkan minat dan kemajuan dalam membaca. Ini akan memberi mereka motivasi untuk terus mengembangkan kebiasaan membaca.

 

Manfaat Membaca Sejak Usia Dini

  1. Meningkatkan Kemampuan Bahasa: Membaca membantu anak-anak memperkaya kosakata mereka dan memahami struktur kalimat dengan lebih baik.
  2. Meningkatkan Kreativitas: Melalui membaca, anak-anak diperkenalkan pada berbagai cerita dan imajinasi, yang membantu meningkatkan kreativitas dan daya imajinasi mereka.
  3. Membangun Koneksi Emosional: Buku-buku cerita seringkali mengandung nilai-nilai emosional dan moral yang dapat membantu anak-anak memahami perasaan dan hubungan antar manusia.
  4. Membuka Wawasan Dunia: Melalui membaca, anak-anak dapat menjelajahi dunia tanpa harus meninggalkan tempatnya. Mereka dapat memperoleh pengetahuan tentang berbagai budaya, tempat, dan zaman.

Membangun kebiasaan membaca sejak usia dini memang memerlukan kesabaran dan ketekunan, tetapi manfaat jangka panjangnya bagi perkembangan anak sangatlah berharga. Mari bersama-sama membantu anak-anak menjelajahi dunia buku, dan membuka pintu menuju pengetahuan yang tak terbatas.

Mengapa Minat Lebih Penting dari Bakat?

Minat dan bakat adalah dua aspek penting dalam pengembangan diri yang sering kali dianggap serupa, namun sebenarnya memiliki perbedaan mendasar. Minat adalah ketertarikan atau kecenderungan anak terhadap suatu aktivitas atau bidang tertentu. Sementara bakat adalah kemampuan alami yang dimiliki anak untuk melakukan sesuatu dengan baik. Dalam konteks pengembangan diri, minat sering kali dianggap lebih penting daripada bakat. Mengapa demikian?

 

  1. Motivasi dan Kepuasan: Minat yang kuat dapat mendorong anak untuk terus belajar dan berkembang meskipun menghadapi kesulitan. Ketika anak memiliki minat yang tinggi terhadap suatu bidang, mereka akan lebih termotivasi dan merasa puas dengan apa yang mereka lakukan. Hal ini berbanding terbalik dengan bakat, di mana anak mungkin memiliki kemampuan alami, tetapi jika mereka tidak tertarik pada bidang tersebut, mereka mungkin tidak akan mencapai potensi maksimalnya.
  2. Pembelajaran Berkelanjutan: Minat dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk terus belajar. Anak yang berminat pada suatu bidang akan mencari informasi, mengikuti pelatihan, dan berusaha meningkatkan keterampilan mereka. Proses belajar yang berkelanjutan ini lebih mungkin terjadi ketika anak didorong oleh minat daripada sekadar mengandalkan bakat alami.
  3. Ketahanan dan Daya Juang: Minat yang kuat membuat anak lebih tahan terhadap rintangan dan kegagalan. Ketika anak benar-benar menyukai apa yang mereka lakukan, mereka cenderung lebih gigih dan tidak mudah menyerah. Mereka akan melihat kegagalan sebagai tantangan yang harus diatasi, bukan sebagai akhir dari perjalanan mereka.
  4. Kreativitas dan Inovasi: Anak yang memiliki minat mendalam dalam suatu bidang akan lebih mungkin untuk berpikir kreatif dan inovatif. Mereka akan terus mencari cara baru dan lebih baik untuk melakukan sesuatu, yang pada akhirnya dapat menghasilkan terobosan dan kontribusi yang signifikan dalam bidang tersebut.
  5. Pengembangan Diri yang Holistik: Minat tidak hanya membantu anak berkembang dalam satu aspek saja, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan diri yang lebih holistik. Ketika anak mengejar minat mereka, mereka tidak hanya mengasah keterampilan teknis, tetapi juga keterampilan lain seperti komunikasi, manajemen waktu, dan kerja sama tim.

Bakat sering dianggap sebagai kemampuan alami atau pemberian sejak lahir. Sebenarnya, setiap anak memiliki bakat uniknya masing-masing. Namun, tanpa adanya minat, bakat tersebut tidak akan berkembang dengan maksimal. Maka menumbuhkan minat belajar pada anak dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan interaktif, serta melibatkan mereka dalam proses belajar yang sesuai dengan minat mereka.

Meskipun bakat merupakan aset berharga, minat memainkan peran yang lebih penting dalam mencapai kesuksesan dan kepuasan jangka panjang. Minat mendorong anak untuk terus belajar, berkembang, dan bertahan menghadapi tantangan. Oleh karena itu, penting bagi setiap anak untuk mengenali dan mengejar minat mereka, sambil tetap mengembangkan bakat yang dimiliki. Dengan begitu, Sahabat Becik dapat membantu anak mencapai potensi maksimalnya.

 

Membantu Anak Mengenali dan Mengelola Emosi

Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam keberhasilan akademik, sosial, dan kehidupan pribadi anak. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kecerdasan emosional menjadi semakin penting untuk membantu anak-anak menghadapi tantangan dan membangun hubungan yang sehat. Berikut ini adalah beberapa langkah penting yang dapat diambil oleh Sahabat Becik untuk membangun kecerdasan emosional anak.

  1. Mengajarkan Pengelolaan Emosi

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat, sehingga Sahabat Becik perlu menjadi contoh yang baik dalam mengelola emosi. Ketika Sahabat Becik merasa marah atau frustrasi, penting untuk menunjukkan kepada anak bagaimana menenangkan diri dan menyelesaikan masalah dengan tenang. Selain itu, mengajarkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga dapat membantu anak mengendalikan emosi mereka dan tetap tenang dalam situasi yang menegangkan.

  1. Mengembangkan Empati

Bacakan buku-buku yang mengajarkan nilai-nilai empati dan perasaan orang lain, lalu diskusikan bagaimana perasaan karakter dalam cerita. Ajari anak untuk mendengarkan secara aktif dan menunjukkan perhatian ketika orang lain berbicara, sehingga mereka bisa memahami perspektif dan perasaan orang lain.

  1. Mendorong Ekspresi Emosi yang Sehat

Beri anak ruang untuk mengekspresikan emosi mereka tanpa takut dihukum atau dihakimi, dan beri tahu mereka bahwa semua perasaan itu valid. Ajarilah anak untuk menggunakan bahasa yang tepat untuk menggambarkan perasaan mereka, sehingga mereka bisa mengidentifikasi dan menyampaikan emosi mereka dengan lebih jelas.

  1. Membangun Keterampilan Sosial

Membangun keterampilan sosial bisa dilakukan dengan mengadakan aktivitas kelompok yang memerlukan kerja sama dan komunikasi, seperti bermain olahraga atau bergabung dengan komunitas. Ajari anak cara menyelesaikan konflik dengan teman-teman mereka secara konstruktif, dengan mendiskusikan berbagai situasi sosial dan cara menangani konflik dengan baik.

  1. Memberikan Dukungan dan Dorongan

Berikan pujian ketika anak menunjukkan pengendalian diri atau empati terhadap orang lain, karena pujian yang tepat waktu dan spesifik dapat memperkuat perilaku positif. Bantu anak mengembangkan rasa percaya diri dengan memberikan dukungan dan dorongan dalam berbagai aspek kehidupan mereka, karena percaya diri yang tinggi dapat membantu anak menghadapi tantangan emosional dengan lebih baik.

  1. Mengajarkan Resiliensi

Ajarilah anak bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan tidak apa-apa untuk membuat kesalahan. Diskusikan apa yang bisa dipelajari dari setiap kegagalan dan bagaimana cara memperbaikinya di masa depan. Bantu anak untuk melihat sisi positif dari setiap situasi dan mendorong mereka untuk tetap optimis, karena pola pikir positif dapat membantu anak mengatasi rintangan dan menjaga kestabilan emosional mereka.

  1. Membuat Lingkungan yang Aman dan Mendukung

Menyediakan rutinitas yang konsisten dan stabil dapat memberikan rasa aman bagi anak, karena anak-anak yang merasa aman lebih cenderung mengembangkan kecerdasan emosional yang baik. Usahakan untuk menciptakan lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan dukungan, karena konflik keluarga yang sering dan tidak terselesaikan dapat memengaruhi perkembangan emosional anak.

Dengan mengajarkan pengelolaan emosi, mengembangkan empati, mendorong ekspresi emosi yang sehat, membangun keterampilan sosial, memberikan dukungan, mengajarkan resiliensi, dan menciptakan lingkungan yang aman, Sahabat Becik dapat membantu anak-anak tumbuh menjadi individu yang kuat secara emosional. Kecerdasan emosional yang baik akan membantu anak-anak menghadapi tantangan hidup, membangun hubungan yang sehat, dan mencapai kesuksesan di masa depan.

Azka Arsadani Akhmad: Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka

Memilih jalur Pendidikan non-formal di PKBM Piwulang Becik membuat Azka yang kini duduk di kelas XII, merasakan pengalaman belajar berbeda yang cukup signifikan. Ia menemukan bahwa belajar bukan hanya tentang duduk di kelas dan menghafal materi, melainkan juga tentang eksplorasi dan pemahaman mendalam terhadap berbagai bidang. Perubahan ini membawanya ke arah yang lebih terarah dan fokus dalam pembelajaran.

Berkat Kurikulum Merdeka, Azka mendapatkan pembelajaran yang tidak hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga mencakup berbagai keterampilan hidup. Ia belajar memasak, mengurus rumah, dan bahkan mengurus dirinya sendiri dengan lebih baik. Tantangan sehari-hari seperti kehilangan dompet dan barang-barang penting memberinya pelajaran berharga tentang tanggung jawab dan kemandirian.

Ia pernah belajar membuat presentasi Power Point, animasi, video, dan bahkan belajar memegang kamera dengan benar. Namun setelah mengikuti Program Project Based Learning di PKBM Piwulang Becik, Azka berkesempatan untuk mendalami bidang animasi dan rigging untuk karakter Vtuber.

Pembelajarannya di PKBM Piwulang Becik didukung oleh mentor-mentor yang penuh kesabaran dan dedikasi. Mereka tidak hanya memberikan teguran ketika Azka melakukan kesalahan, tetapi juga memberikan dukungan moral saat ia menghadapi tantangan. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang positif dan mendukung baginya, di mana setiap kesalahan dilihat sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Selain itu, Azka mendapatkan banyak masukan yang berharga dari para mentornya. Mereka membantu mengarahkan langkah-langkahnya dalam belajar, memastikan bahwa setiap proses yang dilalui memberikan hasil yang maksimal. Dukungan ini membuat Azka merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri.

Azka sangat menikmati proses belajarnya di PKBM Piwulang Becik. Setiap tantangan dihadapi dengan semangat, dan setiap pencapaian dirayakan sebagai langkah maju dalam perjalanan belajarnya. Pengalaman Azka di PKBM Piwulang Becik menunjukkan bahwa dengan kombinasi antara pembelajaran teknis dan non-teknis, serta dukungan dari mentor yang berpengalaman, siswa dapat menemukan potensi mereka dan berkembang dengan lebih pesat. Karena merdeka belajar bukan hanya tentang mencapai tujuan akademis, tetapi juga tentang membangun karakter, kemandirian, dan keterampilan hidup yang akan membantu kita menghadapi masa depan dengan percaya diri dan optimisme.

Tonton video lengkap Azka disini ya: