Mengenal Pendekatan Student Centered Learning

Mengenal Pendekatan Student Centered Learning

Apakah Anda masih asing dengan istilah Student Centered Learning atau SCL? SCL merupakan salah satu pendekatan pada sistem belajar yang dipercaya dapat meningkatkan kualitas belajar murid. SCL ini merupakan kegiatan yang aktif melibatkan murid, di mana mereka akan diajak untuk berpikir secara kritis. Proses belajar SCL akan menuntut murid berpartisipasi dalam memahami sebuah materi, sehingga mereka didorong untuk aktif bertanya atau berpendapat selama sesi pembelajaran. Pada prosesnya pengajar akan berperan sebagai fasilitator.

Selama ini proses belajar lebih sering dilakukan dengan cara pasif, seperti metode ceramah, membaca, audio visual, hingga demonstrasi. Padahal pembelajaran pasif membuat murid hanya mampu menelaah materi sebanyak 30% saja. Hal ini berbeda jika murid diajak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran melalui diskusi, praktik, bahkan mengajari sesama teman. Kemampuan mereka dalam menelaah materi bisa mencapai 50% hingga 90%.

Sebenarnya Student Centered Learning hampir sama seperti metode pembelajaran transformatif lain yang memiliki beberapa cara pembelajaran, namun inti dari metode pembelajaran ini ialah berfokus pada murid. Selain itu, SCL juga menekankan pada proses perubahan kualitatif selama proses belajar, progres inilah yang akan dinilai oleh pengajar. Dapat dikatakan SCL berfokus pada proses berkelanjutan dan peningkatan pada setiap murid. Hal ini merupakan salah satu upaya memberdayakan kemampuan murid sekaligus mengembangkan pola pikir yang kritis.

Keuntungan lainnya SCL tak hanya berkutat pada materi-materi saja, namun murid akan didorong untuk belajar dari studi kasus yang ada. Mereka akan mengekplorasi secara individu maupun kelompok untuk memecahkan sebuah masalah. Lingkungan seperti ini memungkinkan murid untuk memeriksa dan menyelesaikan masalah kompleks dengan menggunakan berbagai sumber daya, mengembangkan strategi yang dimiliki, hingga bernegosiasi dalam masalah tersebut secara kolaboratif. Selain itu, murid juga lebih mengetahui bagaimana kaitannya antara ilmu pengetahuan dengan realitas kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajar turut aktif mendampingi murid selama berproses, termasuk mendorong mereka melakukan proses pencarian, diskusi, dan penyimpulan atas hasil diskusi mereka.

Meskipun demikian, pada pelaksanaan metode SCL juga menemui beberapa kendala pada kondisi-kondisi tertentu. Misalnya seperti sulit diterapkan pada kelas yang berisi jumlah murid yang banyak, adanya beberapa kurikulum yang tidak cocok dengan metode ini, serta kendala pengajar dalam menumbuhkan keaktifan pada murid. Dapat dikatakan metode pembelajaran ini memang memiliki tantangan tersendiri terlebih untuk menciptakan kemandirian serta demokrasi dalam belajar yang tidak selamanya berjalan lancar.

SCL memang lebih sering diterapkan pada kalangan mahasiswa, namun saat ini banyak lembaga pendidikan pada tingkat menengah hingga dasar yang sudah mulai menerapkan metode pendekatan ini. Mengubah pendekatan adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai kualitas belajar yang maksimal pada murid. Kembali lagi, kesuksesan pendekatan SCL membutuhkan kerjasama yang baik antara murid dan pengajar.

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply