Saat Kita Terus Melihat ke Luar, Kita Kehilangan Diri Sendiri
Sering kali rasa insecure muncul karena kita hanya melihat pencapaian orang lain tanpa menengok ke dalam diri sendiri. Melihat media sosial, misalnya, bisa membuat kita merasa “kurang” karena hanya melihat sisi terbaik orang lain. Padahal, setiap orang punya proses dan cerita hidup yang berbeda. Menyadari bahwa perjalanan hidup tidak bisa dibandingkan seperti garis lurus akan membantu kita menghargai proses kita sendiri.
Orang Tua dan Anak Sama-sama Bisa Terjebak Dalam Perbandingan
Perbandingan tidak hanya terjadi di lingkungan teman sebaya, tapi juga sering kali muncul di rumah. Misalnya, ketika orang tua membandingkan anaknya dengan anak lain—entah soal prestasi, tingkah laku, atau hal lain. Kalimat seperti “Lihat tuh anak tetangga, lebih pintar dari kamu” mungkin maksudnya untuk memotivasi, tapi sering kali justru melukai perasaan anak. Yang perlu diingat, setiap anak unik dan berkembang dengan cara yang berbeda.
Anak Tak Butuh Jadi Hebat, Tapi Perlu Merasa Aman untuk Bertumbuh
Anak-anak membutuhkan ruang yang aman untuk belajar, mencoba, dan bahkan melakukan kesalahan. Rasa aman ini penting supaya mereka berani mengeksplorasi dunia dan menemukan potensi diri. Jika anak selalu dituntut sempurna, mereka bisa kehilangan rasa percaya diri dan malah takut untuk mencoba hal baru. Memberikan dukungan, kasih sayang, serta waktu untuk beristirahat adalah langkah penting untuk membantu mereka bertumbuh dengan sehat.
5 Langkah untuk Melepaskan Rasa Insecure
1.Sadari perasaan insecure – Terima bahwa rasa ini ada, tapi jangan biarkan menguasai hidupmu.
2. Berhenti membandingkan diri – Fokus pada perjalananmu sendiri, bukan pada pencapaian orang lain.
3.Hargai prosesmu – Setiap orang punya waktu dan jalannya masing-masing.
4.Bangun lingkungan positif – Cari orang-orang yang mendukungmu, bukan yang membuatmu merasa rendah diri.
5.Berikan ruang untuk tumbuh – Baik untuk dirimu sendiri maupun untuk orang lain, terutama anak-anak.