Gamelan Sebagai Jembatan Budaya: Bagaimana Ki Bagus Baghaskoro Membawa Gamelan ke Generasi Muda

 

Ki Bagus Baghaskoro Wisnu Murti atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Bagus Baghaskoro adalah seorang seniman dan perajin gamelan dari desa Jatimalang Joho, Sukoharjo. Beliau juga merupakan anggota senior dari komunitas Arjasura (Arek Jawa Timur di Surakarta) dan Sabanusa (Sinema Wayang Babat Nusantara). Bersama kedua komunitas tersebut, Ki Bagus aktif dalam pelestarian dan pengembangan kesenian Jawa, khususnya gamelan. Ki Bagus juga berkontribusi sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, khususnya di Jurusan Karawitan Institut Seni Indonesia Surakarta. Pengalaman menarik terjadi ketika beliau diundang untuk mengajar gamelan di beberapa negara, sehingga memberikan kesempatan kepada beliau untuk mengenalkan gamelan secara mendalam kepada masyarakat mancanegara.  

Terlahir dari keluarga seniman, ayahnya adalah seorang penari dan ibunya adalah seorang Waranggono/Pesinden. Latar belakang ini memperkenalkan Ki Bagus pada gamelan sejak usia dini. Dengan berlatih bersama keluarganya, beliau belajar untuk memahami keindahan dan makna di balik suara gamelan. Pada usia 3 tahun, beliau sudah mampu memainkan beberapa instrumen gamelan. Pada usia 7 tahun, kemampuannya berkembang hingga menguasai kendang dan mampu mengiringi tarian Remo yang berlangsung selama 5 menit.  

Perjalanan seni Ki Bagus terus berlanjut dan membawanya untuk belajar di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia di Surakarta, jurusan Pedalangan. Kemudian, beliau melanjutkan studinya di Institut Seni Indonesia di Surakarta, jurusan Karawitan. Ki Bagus telah berhasil membuktikan bahwa gamelan bukan hanya warisan budaya lokal, tetapi juga warisan budaya dunia yang telah mencapai benua Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia.  

Tantangan zaman mendorong Ki Bagus untuk berpikir lebih dalam tentang tanggung jawab kita sebagai pemilik gamelan. Pertanyaannya adalah, apakah kita akan membiarkan gamelan diam begitu saja atau mencari cara agar gamelan tetap hidup dan relevan di tengah-tengah budaya populer seperti dangdut dan K-pop, serta budaya asing lainnya yang masuk ke negara kita? 

Oleh karena itu, Ki Bagus berharap agar Kemendikbud dapat menjadikan gamelan sebagai mata pelajaran wajib di setiap kurikulum sekolah, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Harapannya tidak hanya di Jawa dan Bali, tapi juga di Sumatra, Kalimantan, Papua, sesuai dengan local genius masing-masing. Karena gamelan tidak hanya terdapat di Jawa dan Bali, tetapi juga tersebar di Sumatra dengan Gamelan Talempong, Gamelan Banjar di Banjar, Gamelan Bali di Bali, Gamelan Sasak di Lombok, dan bahkan di Sulawesi dengan musik tradisionalnya.  

Pendidikan usia dini, khususnya di lingkungan sekolah, merupakan fondasi penting sebagai langkah awal untuk memperkenalkan seni gamelan kepada anak-anak. Harapannya, kita dapat menyampaikan pesan kepada mereka bahwa gamelan bukan hanya sekadar alat musik kuno, namun juga merupakan sebuah seni yang dapat dinikmati dan dipelajari oleh semua generasi.  

Ki Bagus sangat mengapresiasi anak-anak di Piwulang Becik yang bermain gamelan, karena hal ini menunjukkan bahwa gamelan tidak hanya diminati oleh kalangan orang tua, namun dapat dinikmati dan dipelajari oleh semua kalangan. Bahkan di luar negeri, peminat gamelan tidak hanya dari kalangan orang tua saja, tetapi juga diminati oleh anak-anak dan remaja.  

Untuk menjamin keberlangsungan gamelan, Ki Bagus menyarankan adanya pengembangan dalam aspek penyajian dan tingkat kesulitan gamelan. Pengembangan ini harus disesuaikan dan dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tuntutan zaman. Bagi Ki Bagus, gamelan bukan hanya warisan leluhur yang harus dilestarikan, tetapi juga seni yang hidup dan dinamis. Beliau ingin menjadikan gamelan sebagai jembatan budaya yang menghubungkan generasi muda dengan warisan leluhur yang kaya. Harapannya, gamelan akan tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari identitas dan kehidupan masyarakat Indonesia, serta dapat dilestarikan dan dikembangkan untuk generasi yang akan datang. 

Saksikan cerita lengkap Ki Bagus di sini:

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply