Seperti Apa Pendidikan Nonformal di Indonesia?

Seperti Apa Pendidikan Nonformal di Indonesia?

Berbicara tentang pendidikan tentu yang sering muncul dipikiran kita semua adalah sekolah. Jenjang sekolah seakan menjadi gerbang awal bagi anak kita untuk memiliki masa depan yang cerah. Gedung yang besar, berseragam, penerimaan raport, ranking, cara belajar, buku latihan, hingga kebijakan sekolah menjadi serangkaian aspek yang menjanjikan masa depan setiap anak.

 

 

Akan tetapi, ternyata masih banyak orangtua yang belum memahami jika setiap anak itu berbeda. Tak semua anak cocok untuk menekuni pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya. Ada beberapa anak yang lebih nyaman belajar dengan cara membebaskan diri mereka bergerak dan bereksplorasi tanpa menghilangkan esensi pendidikan yang dibutuhkannya. Selain itu, sebagai orangtua tentu kita perlu sadar jika anak memiliki minat yang berbeda dan tak bisa dipaksakan untuk seragam dengan anak lain pada umumnya.

Untuk itu, saat ini sudah banyak orangtua yang beralih ke pendidikan alternatif seperti Pendidikan Non-Formal agar kebutuhan pendidikan anak mereka terpenuhi. Meskipun Pendidikan Non-Formal saat ini sedang menjadi trend di kalangan orangtua, namun masih banyak yang salah paham dengan sistem pendidikan ini, misalnya sistem pendidikan homeschooling hanyalah memindahkan sistem pembelajaran di sekolah formal ke rumah. Padahal, Pendidikan Non-Formal yang ada di Indonesia merupakan sistem pendidikan yang telah didesain untuk membantu anak belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Hal ini dirancang  melalui kurikulum belajar yang telah disesuaikan pada setiap anak. Selain itu, anak boleh memilih situasi seperti apa yang mereka butuhkan selama belajar nantinya.

Bagaimana metode dasar Pendidikan NOn-Formal?

Mungkin sebagian masyarakat Indonesia masih meyakini jika anak ibarat sebuah kertas kosong, sehingga sebagai orangtua kita wajib memberikan warna dan tulisan pada kertas tersebut. Sehingga anak hanya akan menjadi pelaksana atas apa yang orang tua inginkan dan anak tak punya kebebasan memilih dalam melakukannya. Pada kenyataannya, anak lahir dengan potensi, karakter, dan kecenderungan yang berbeda. Tentu menjadi tugas pokok orangtua untuk mengenali dan menggali lagi potensi anak sejak usia dini. Orang tua juga tak bisa lagi memaksakan sistem pembelajaran yang dulu dengan masa kini. Oleh karena itu, sistem pendidikan Pendidikan Non-Formal akan membantu Anda dalam membuat pembelajaran efektif untuk anak. Salah satunya dengan memberikan kesempatan anak untuk ikut serta dalam menentukan proses pembelajaran seperti apa yang diinginkan kedepannya.

Selain itu, Pendidikan Non-Formal juga memiliki tujuan utama  yaitu menyiapkan anak sebagai pembelajar yang mandiri. Hal ini bisa dilihat dari ciri-ciri berikut:

  • Memiliki motif internal untuk belajar
  • Berorientasi pada tujuan yang ingin diraih
  • Terampil dalam mencari bahan belajarnya
  • Dapat menajemen diri sendiri

Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut tentu diperlukan kesiapan yang matang dari pihak anak dan orangtua, persiapan tersebut seperti:

  • Kekompakan dan kesepakatan orangtua selama menjalankanPendidikan Non-Formal nanti
  • Menyiapkan aspek psikoologis anak sebelum memulai Pendidikan Non-Formal
  • Membangun kebiasaan hidup yang terencana dan displin
  • Menyediakan lingkungan yang kondusif bagi anak untuk belajar

Apakah Pendidikan Non-Formal di Indonesia membutuhkan fasilitas khusus?

Peran orangtua tentu sangat besar terhadap kesuksesan Pendidikan Non-Formal.  Orangtua tentu harus siap mendampingi anak selama proses belajar mereka. Misalnya, anak ingin mengenal berbagai jenis sayuran dan buah. Mungkin Anda akan menyediakan beberapa buku terkait buah dan sayur. Namun akan lebih baik lagi jika Anda mengajak anak ke pasar untuk mengenali secara langsung jenis sayur mayur dan buah-buahan. Selain pengetahuan mereka bertambah, kemampuan sosial anak pun terlatih dengan berinteraksi ke para pendagang di pasar.

Apakah Pendidikan Non-Formal berijazah dan diakui oleh institusi pemerintah?

Pada dasarnya Pendidikan Non-Formal merupakan pendidikan berbasis keluarga yang tergolong pendidikan alternatif (non-formal) serta telah diatur dalam UU no. 20/2003. Sesuai dengan isi undang-undang tersebut, anak yang mengeyam pendidikan melalui sistem Pendidikan Non-Formal akan diakui layaknya mengikuti institusi pendidikan formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Sehingga Anda tak perlu lagi khawatir jika kelak, anak ingin melanjutkan pendidikan mereka di perguruan tinggi.

Apapun pendidikan yang diminati oleh anak, setiap orangtua harus mendukung dan memfasilitasi. Proses belajar anak bukan hanya tanggungan pihak pengajar saja namun juga peran orangtuanya.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Piwulang Becik, PKBM Pilihan Kami

Piwulang Becik, PKBM Pilihan Kami

PKBM merupakan alternatif pendidikan yang sekarang ini banyak diminati oleh orangtua. Memang tak mudah bagi beberapa orangtua untuk memutuskan menyekolahkan anak mereka di PKBM dibanding sekolah formal pada umumnya. Ada banyak hal yang perlu disiapkan sebelumnya, karena kegiatan PKBM melibatkan peran orangtua yang sangat besar. Begitu juga saat Anda akhirnya memilih pendidikan alternatif maka Anda harus siap untuk turut serta dalam proses belajar anak.

Sama halnya memilih sekolah terbaik bagi anak, menentukan PKBM juga sering membuat orangtua pusing. Meskipun saat ini banyak informasi tentang berbagai Pendidikan alternatif bagi anak dengan materi belajar dan tawaran menarik lainnya. Namun sebagai orangtua tentu Anda tidak boleh salah asal pilih. Alangkah baiknya pencarian informasi tak hanya sekedar berselancar internet, namun juga lmenghubungi PKB untuk berkonsultasi secara langsung untuk memperoleh data yang lebih valid.

Umumnya dalam proses pemilihan PKBM, orangtua telah memiliki kriteria yang telah ditentukan sebelumnya  seperti lokasinya yang dekat dengan rumah, materi pembelajaran, kegiatan ekstrakulikuler yang akan diikuti oleh anak, hingga biaya yang disediakan. Meskipun bukan pendidikan formal, PKBM juga memiliki akreditasi sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan. Untuk itu, para orangtua harus benar-benar selektif dalam memilih PKBM yang tepat untuk anaknya. Salah satu PKBM yang dapat Anda pertimbangkan adalah PKBM Piwulang Becik (PBx).

PKBM Piwulang Becik merupakan PKBM yang terletak di Salatiga, Jawa Tengah. PKBM Piwulang Becik didirikan oleh Bapak Aris Prasetya, dimana proses pembelajaran anak akan konsen pada ajaran kebaikan yang bersifat gotong royong. Pada PKBM ini anak bukan hanya belajar tentang literasi saja mereka akan belajar filsafat hidup yang bermakna untuk masa mendatang.

Jika ditanya Akreditasi, Piwulang Becik saat ini berakreditas C. Hal ini terbilang masih wajar dikarenakan PKBM Piwulang Becik terbilang masih baru yaitu didirikan sejak tahun 2018 lalu. Sehingga baru sedikit dari peserta didiknya yang sudah lulus. Tentu saja berbeda dengan PKBM yang menginduk ke sekolah formal baik swasta maupun negeri.

Sama halnya dengan PKBM yang lain, PKBM Piwulang Becik memiliki kontrak belajar yang harus disepakati oleh orangtua dan anak. Sebagai rekan yang akan membantu orangtua dalam mencapai tujuan pendidikan anak, tentu kesepakatan dalam kontrak harus disusun secara jelas. Mulai dari kurikulum, materi pembelajaran, tutor, hingga jangka waktu belajar.

Piwulang Becik memberlakukan kontrak belajar mandiri. Orangtua akan berlaku sebagai homeschooler yang bebas menentukan kurikulum apa yang akan digunakan. Segala pelajaran dapat diakses secara pribadi dan belajar dengan mandiri. Selain itu, anak tidak perlu mengerjakan Ujian Semester. Nilai raport akan diperoleh dari nilai akademis dan portofolio.

Penggunaan portofolio sebagai nilai raport masih terdengar asing bagi sebagian orangtua didik. Secara sederhana portofolio merupakan laporan singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak sehari-hari seperti proses pembelajaran dan proyek apa yang telah diselesaikan. Portofolio tersebut bisa berupa video, narasi pendek, dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan agar anak dan orangtua lebih fokus pada proses belajar anak bukan hanya sekadar nilai akademis. Nilai akademis umumnya mengacu pada kebutuhan legalitas pendidikan anak alias ijazah.

Kelebihan lain yang dimiliki oleh PKBM Piwulang Becik seperti sistem pembelajaran daring yang dirancang dengan Learning Management System, sehingga cocok untuk pembelajaran jarak jauh. Selain itu, anak juga dilengkapi dengan modul belajar yang lengkap dan student Club yang mendukung mereka untuk berinteraksi dengan peserta didik lainnya lainnya.

Semoga dengan artikel ini bisa menjadi bahan pertimbangan anda memilih PKBM piwulang becik.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Perbedaan Pendidikan Alternatif Dengan Pendidikan Formal Di Indonesia

Perbedaan Pendidikan Alternatif Dengan Pendidikan Formal Di Indonesia

“Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina!”

Kata-kata bijak tersebut tentu sering kita dengar, terutama saat kita masih duduk dibangku sekolah dulu. Kata-kata tersebut seringkali menjadi penyemangat belajar kita untuk tak pernah berhenti untuk menyelami ilmu di sekolah. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi dan gaya hidup masyarakat modern saat ini, ternyata sudah banyak revolusi dalam belajar, salah satunya ialah dengan sekolah tanpa sekat yaitu belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

 

Belajar sendiri di rumah menjadi salah satu alternatif anak untuk mendalami kompetensi yang dimiliki, untuk itu beberapa orangtua mulai tertarik dengan pendidikan Pendidikan Non-Formal. Pendidikan Alternatif seperti Pendidikan Non-Formal atau PKBM diminati karena orangtua dan anak dapat menyeleksi sendiri kurikulum dan pengajarnya. Sehingga hal ini tak hanya akan fokus dalam melatih perkembangan kognitif namun juga pengembangan minat dan bakat anak.

Pendidikan Non-Formal tak sebatas belajar tanpa menggunakan seragam dan bisa dilakukan dimanapun termasuk di rumah. Namun, anak juga memiliki ruang belajar bereksplorasi di dalam ataupun luar rumah. Meskipun saat ini Pendidikan Non-Formal banyak dilirik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum mantap untuk memulainya. Sebagai orangtua tentu Anda perlu bisa membedakan pendidikan sekolah formal dengan Pendidikan Non-Formal, sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih salah satu. Sebagai bahan pertimbangan simak pembahasan berikut ini:

1.      Materi pembelajaran

Pada sekolah formal umumnya materi pembelajaran yang dibuat pihak sekolah mengacu pada kurikulum pemerintah. Sehingga jika kita tidak menyetujui beberapa kurikulum yang berlaku kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena terdapat panduan dan kurikulum yang telah disepakati untuk diajarkan pada anak sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sedangkan pada Pendidikan Non-Formal, Anda bisa memilih atau bahkan membuat kurikulum belajar anak berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Bukan hanya itu saja, Pendidikan Non-Formal juga memiliki fleksibilitas dalam belajar, sehingga anak dan orangtua dapat menentukan kapan saatnya belajar serta memilih materi pembelajaran yang dikuasai dan tidak. Hal ini dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan mereka pada pelajaran tersebut. Disamping itu, metode pembelajaran yang diajarkan bukan hanya berupa teori teks, anak juga dilibatkan untuk mempraktekannya secara langsung. Umumnya anak anak diminta menjadi sukarelawan, berjualan, bahkan kegiatan ekstrakulikuler lainnya. Tentu hal itu akan menjadi pengalaman berharga mereka selama masa tumbuh kembang.

2.      Kesehatan dan keamanan anak

Saat anak belajar di sekolah formal, tentu ada beberapa risiko yang harus siap kita hadapi saat anak berangkat ke sekolah. Salah satu contohnya, jaminan kebersihan dan kesehatan anak selama belajar. Mungkin ada sudut ruangan atau kantin sekolah yang telah terkontaminasi bakteri dan kuman. Apalagi terkadang anak-anak belum memiliki kesadaran penuh untuk menjaga kebersihan diri, seperti mecuci tangan sebelum makan. Gaya hidup yang kurang bersih tentu menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Tentu hal ini cukup mengkhawatirkan, bukan?

Sedangkan dengan metode Pendidikan Non-Formal Anda sendiri bisa menjamin kebersihan dan keamanan anak secara maksimal. Ruang belajar dapat Anda bersihkan setiap hari, selain itu Anda juga bisa mengingatkan anak untuk terus menjaga kebersihan diri mereka seperti membuang sampah di tempatnya dan mencuci tangan sebelum makan.

3.      Perhatian terhadap anak

Saat anak belajar di kelas biasanya mereka diminta untuk fokus pada materi yang berlangsung. Namun sayangnya, materi tersebut hanya dibawakan oleh satu orang guru saja, padahal dalam satu kelas terdapat puluhan siswa. Hal ini artinya perhatian guru akan terpecah pada setiap siswa. Padahal setiap anak memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda. Jika dibiarkan terus-menerus tentu anak bisa saja tertinggal materi.

SedangkanPendidikan Non-Formal satu tutor akan maksimal 10 anak dalam group atau mengajar  satu anak dalam kelas privat, sehingga anak akan mendapatkan perhatian penuh dan pemahaman yang lebih mendalam.

Keputusan untuk memilih Pendidikan Non-Formal tentu tidak boleh hanya sekadar ikutan trend masa kini saja. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh orangtua selain dari persetujuan dari anak yang menjalaninya. Dengan pembahasan singkat di atas, semoga membantu Anda dalam mempertimbangan pendidikan anak ke depannya.

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Memilih Pendidikan Alternatif Untuk Masa Depan Anak Dengan PKBM

Memilih Pendidikan Alternatif Untuk Masa Depan Anak Dengan PKBM

Istilah Homeschooling tentu kini tak lagi asing di telinga Anda, bukan? Banyak yang mengira Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) ibarat sebuah sekolah yang diadakan di luar institusi. Padahal, secara hakiki PKBM merupakan sebuah sekolah alternatif yang menempatkan anak-anak sebagai subjek dengan pendekatan pendidikan secara ‘at-home’ atau pendekatan alternatif lainnya. Dengan pendekatan PKBM, akan membuat anak merasa lebih nyaman selama proses belajar. Kenapa demikian? Sebab dengan belajar di rumah, mereka bisa menentukan materi apa yang ingin dipelajari, anak-anak dapat belajar kapan saja dan dimana saja.

Bahkan di negara Amerika Serikat diketahui jika 1,8 juta anak memilih sistem pembelajaran Pendidikan Alternatif seperti pendidikan Non-Formal dibanding di sekolah formal. Seorang penulis buku “Learn in Freedom” bernama Karl M. Bunday mengatakan jika fenomena tersebut disebabkan oleh kecemasan orangtua terhadap masa depan anak-anaknya saat belajar di sekolah formal. Dengan belajar di rumah, tentu orangtua dapat mengetahui bakat dan hobi apa yang dimiliki anak, sehingga orangtua tahu keterampilan mana yang dapat dikembangkan. Bukan hanya itu saja, mengingat semakin banyak anak yang belajar di PKBM, maka banyak orangtua juga yang membentuk jaringan agar dapat saling berbagai pengalaman satu sama lain selama proses mendidik anak di PKBM. Selain sebagai media bertukar informasi dengan adanya media jejaring maka para orang tua bisa membentuk kelompok belajar  jika minat anak-anak mereka kesamaan. Oleh karena itu, sistem belajar di PKBM hampir sama dengan sekolah formal pada umumnya.

Fleksibilitas belajar dalam PKBM tentu menjadi sebuah keuntungan tersendiri, karena anak bisa menentukan kapan saatnya mereka mulai belajar dan kapan saatnya beristirahat. Anak dilatih untuk punya komitmen atas pilihan waktu dalam belajarnya, tentunya cara ini juga baik untuk melatih kedisiplinan atas waktu.  Berbeda dengan sistem pendidikan formal dimana jadwal pelajaran sudah tertulis dan harus dijalankan, tanpa memperhatikan kondisi anak.

Seorang pakar pendidikan reformis, Everett Reimer juga berpendapat jika sistem sekolahan formal yang kaku kini telah berubah. “Kedatangan anak ke sekolah tidak identik dengan belajar. Belajar dapat dilakukan dimana saja. Ruang sekolah bisa di kamar tidur, dapur, warung, lapangan olahraga, dan lain sebagainya.” Hal tersebut ia kutip dalam bukunya yang berjudul “School is Dead.”

Lalu bagaimana perkembangan Pendidikan Alternatif di Indonesia?

Tepat pada tanggal 4 Mei 2006 di Kantor Depdiknas Jakarta, beberapa tokoh dan praktisi pendidikan telah dideklarasikan berdirinya ASAH PENA atau kepanjangan dari Asosiasi Sekolah Rumah dan Pendidikan Alternatif. ASAH PENA akan mengakomodasi berbagai kegiatan pendidikan alternatif di Indonesia, termasuk kegiatan homeschooling.

Penyelenggaraan homeschooling dan Pendidikan Alternatif lainnya sudah dijelaskan dalam UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tepatnya pada Pasal 1 ayat (1).

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Dengan landasan di atas, tentu kita tak perlu takut lagi dengan kredibilitas lembangan pendidikan Alternatif Non-Formal seperti PKBM.

Mungkin di lingkungan sekitar tempat tinggal kita masih banyak orangtua yang memilih menyekolahkan anak mereka ke sekolah formal. Tentu hal ini terkadang membuat diri sendiri menjadi dilema. Apalagi ada banyak kekhawatiran yang tersimpan saat anak belajar di sekolah formal, misalnya saja:

  • Terlibat tawuran atau geng motor
  • Menjadi korban bullying teman sebaya
  • Mengalami kekerasan fisik, verbal, ekonomi, bahkan seksual
  • NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya)

Tentu semua itu bisa terjadi karena semua kegiatan anak tidak bisa diawasi secara langsung. Anda  tidak bisa mengetahui dengan siapa anak berteman,  kemana saja anak pergi setelah pulang sekolah,  dan lain sebagainya. Apalagi dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin maju sekarang ini jika tidak diimbangi dengan keterbukaan komunikasi sejak awal maka akan membuat Anda akan kesulitan dalam mendampingi anak. Dengan pendidikan non-formal, maka akan mempermudahkan orangtua mengawasi tumbuh kembang anak secara langsung.

Penjelasan pada artikel ini bertujuan membantu anda dalam menentukan pendidikan seperti apa yang sebaiknya diberikan pada anak. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Pahami Rancangan PKBM Sebelum Memulainya

Pahami Rancangan PKBM Sebelum Memulainya

“Setiap Orang Menjadi Guru, Setiap Rumah Menjadi Sekolah” Ki Hajar Dewantara

Pasti kita semua setuju bukan, jika pendidikan adalah hal yang sangat penting. Setiap pribadi tentu punya kewajiban belajar selama ia masih hidup, akan tetapi belajar bukan hanya di satu tempat saja. Belajar bisa dilakukan dimana pun dan diajarkan oleh siapapun. Seperti kutipan di atas, rumah juga bisa menjadi tempat belajar yang nyaman untuk anak. Menyekolahkan anak di rumah, mungkin terdengar tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia beberapa tahun belakangan ini. Kini sudah banyak orangtua yang memilih metode belajar Pahami Rancangan PKBM Sebelum Memulainya dibanding sekolah formal untuk anaknya. Memang, Pahami Rancangan PKBM Sebelum Memulainya menawarkan banyak kelebihan mulai dari kurikulum dan tutor yang bisa spesialis di bidangnya, memaksimalkan bakat dan hobi anak, proses belajar yang lebih fokus dan lain sebagainya.

 

Meskipun PKBM merupakan salah satu pendidikan alternatif yang menjanjikan, namun ada beberapa hal yang perlu kita siapkan terlebih dahulu, salah satunya seperti rancangan PKBM. Rancangan ini akan menjadi acuan Anda dalam menjalankan metode pembelajaran PKBM yang umumnya berisi tentang aturan yang mengontrol anggota keluarga untuk tetap pada jalur yang tepat agar tujuan dari pendidikan bisa tercapai. Rancangan PKBM umumnya berisi:

  • Latar belakang memilih PKBM
  • Prinsip PKBM
  • Tujuan PKBM (bersifat jangka panjang)
  • Langkah-langkah mewujudkan tujuan pendidikan
  • Buat tujuan jangka pendek

Sebelum membuat rancangan PKBM sebaiknya ada yang perlu Anda perhatikan, beberapa hal diantaranya seperti:

1.      Mendalami lagi tentang PKBM

Masih banyak yang keliru kalauPKBM hanyalah memindahkan proses belajar berada di rumah. PKBM merupakan metode belajar yang telah disusun dengan pemilihan kurikulum dan materi pembelajaran yang tepat serta tutor yang berkompeten. Jadi PKBM tidak seperti les mata pelajaran di rumah. Untuk itu, sebelum membuat rancangan Anda perlu memahami PKBM secara matang dan mendalam.  Anda bisa mulai mencari tahu bagaimana prinsip, ide, dan cara kerjanya. Dalam PKBM orangtua adalah pihak bertanggung jawab penuh atas pendidikan anak. Untuk itu, perkaya pemahaman Anda dengan informasi-informasi di internet ataupun langsung mencari informasi pada lembaga pendidikan yang menyediakan layananPKBM seperti Piwulang Becik.

2.      Jangan ragu untuk berdiskusi dengan praktisi PKBM

Anda tak perlu bingung kemana tempat untuk berkonsultasi atau dengan siapa harus bertanya terkait PKBM. Saat ini banyak praktisi PKBM yang rajin membagikan tips melalui blog ataupun media sosial. Anda bisa menanyakan hal yang belum dipahami melalui platform online tersebut.

3.      Pahami latar belakang dan tujuan dari PKBM

Tujuan dan alasan Anda memilihPKBM tentu berbeda dengan orang lain.  Mungkin ada orangtua yang ingin anaknya memiliki keterampilan khusus, ada pula orangtua yang ingin mengawasi secara langsung pendidikan anaknya, dan lain sebagainya. Untuk memahami poin ini Anda bisa berdiskusi dengan pasangan, meminta rekomendasi orang terdekat, ataupun meminta pendapat dari sang anak. Ingat, jangan ragu melibatkan anak dalam mengurus pendidikannya, karena merekalah yang akan menjalani pendidikan tersebut.

Lalu bagaimana bentuk rancangan PKBM?

Sebenarnya tidak ada standar khusus bagaimana bentuk dari rancangan PKBM  itu sendiri. Beberapa orangtua umumnya membuat rancangan sederhanan dengan menetapkan tujuan pendidikan, misalnya agar anak terampil dalam bidang sains, sosial ataupun seni rupa. Anda juga bisa langsung menuliskan secara detail dari 5 poin rancangan PKBM di atas. Selain itu, beberapa orangtua juga menyertakan catatan penting terkait kepribadian anak seperti ingin menumbuhkan rasa ingin tahu anak, menyayangi orangtua, menumbuhkan rasa simpati, dan lain-lain.

Umumnya pemilihan rancangan PKBM di dasari oleh tujuan yang ingin dicapai anak kedepannya. Anak yang punya keinginan untuk melanjutkan ke jenjang universitas umumnya akan lebih fokus di bidang akademis sesua pada kurikulum PKBM. Sedangkan keluarga yang ingin anak mendalami potensi dan bakat yang dimiliki, biasanya akan membuat kurikulum yang sifatnya eksploratif. Semoga artikel ini dapat membantu anda dalam menyusun rencana pendidikan anak.

Berikut Metode Pembelajaran Daring Yang Efektif  Selama Masa Pandemi

Berikut Metode Pembelajaran Daring Yang Efektif  Selama Masa Pandemi

Selama masa pandemi Covid-19 ada banyak perubahan yang terjadi dari segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Dengan kondisi seperti sekarang tentu kita semua harus siap dengan segala bentuk inovasi dalam proses belajar anak. Apalagi sampai sekarang, masih belum diketahui kapan saatnya proses belajar tatap muka bisa dilaksanakan.

 

 

Setiap pusat belajar tentu memberikan metode belajar yang berbeda agar anak-anak tetap bisa belajar di rumah. Meskipun demikian, perlu kita ketahui bersama jika tak semua institusi pendidikan yang ada di Indonesia memiliki metode belajar yang efektif. Banyak dari pihak institusi yang kesulitan dan masih menyesuaikan diri karena beberapa hal.

 

 

Namun jangan cemas, meskipun proses belajar dilakukan secara daring ternyata ada beberapa metode pembelajaran yang pas untuk mendidik anak. Bahkan beberapa ahli juga sudah menggodok metode pembelajaran tersebut. Kira-kira apa saja metode pembelajarannya? Simak ulasannya berikut ini.

1.      Project based learning

Metode Project Based Learning ini diterapkan agar anak belatih untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan menumbuhkan empati pada sesama. Bahkan menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk anak-anak dengan cara membetu kelompok belajar saat menyelesaikan projek, eksperimen, ataupun inovasi. Metode ini sangat cocok diterapkan pada wilayah zona kuning atau hijau karena dibutuhkan pertemuan kecil secara tatap muka untuk mengerjakan projek.

2.      Daring method

Metode daring adalah metode yang sangat membantu untuk menyiasati kondisi yang sedang tidak kondusif seperti sekarang. Metode pembelajaran secara daring diyakini dapat mengatasi permasalahan kegiatan belajar dan mengajar selama masa pandemi. Proses belajar dilakukan secara online. Metode daring sangat cocok diterapkan bagi Anda yang tinggal di zona merah. Kerena proses pembelajaran secara online tak membutuhkan pertemuan secara tatap muka.

3.      Luring method

Pembelajaran luring artinya pembelajaran tatap muka. Sebenarnya hal ini sangat mungkin dilakukan bagi wilayah dengan zona hijau, namun harus diiringi dengan protokol kesehatan. Umumnya metode pembelajaran luring dilakukan secara bergiliran. Metode luring digunakan, saat suatu wilayah memiliki sarana dan prasaran yang kurang mendukung untuk menerapkan pembelajaran daring.

4.      Home visit method

Home visit merupakan salah satu metode pembelajaran dimana pengajar mendatangi rumah dalam kurun waktu tertentu. Home visit bisa pas diterapkan bagi anak yang kurang memiliki kesempatan untuk memperoleh perangkat teknologi yang memadai. Sehingga, pembelajaran yang diberikan kepada anak bisa tersampaikan dengan baik.

5.      Blanded learning

Metode selanjutnya adalah metode blended learning. Metode blended learning merupakan merupaka yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam hal ini berarti, metodemenggunakan sistem daring dan tatap muka melalui video converence. Sehingga meskipun pihak pembelajar berada jauh dari pengajarnya, pembelajaran masih bisa dilakukan dengan baik, dengan ini keduanya dapat saling berinteraksi.

6.      Integrated curriculum

Metode pembelajaran akan lebih efektif jika materi merujuk pada project base learning. Dimanan setiap kelompok belajar akan diberikan projek yang relevan untuk materi yang terkait. Metode integrated curriculum ini bukan hanya melibatkan 1 materi saja, namun mengaitkan materi yang lain. Selain melatih kerja sama anak, metode ini juga memberikan kesempatan untuk membentuk team teaching dengan pengajar. Umumnya metode ini diterapkan secara daring maupun luring, sehingga bisa diterapkan di semua wilayah.

Kondisi pandemi tentu membuat banyak orangtua khawatir akan pendidikan anaknya, akan tetapi dengan metode yang tepat pembelajaran pun bisa terlaksanakan dengan baik. Pastikan metode pembelajaran disesuaikan dengan kondisi saat ini. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar seseorang bisa belajar, yang terpenting adalah adanya niat belajar pada anak dan dukungan orangtua yang mendampingi proses belajar anak. Serta peran pengajar yang memberikan materi yang mudah dipahami meskipun dalam kondisi terbatas seperti ini.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

4 Alasan Kenapa Orangtua Perlu Mempertimbangkan Pendidikan Non-Formal

4 Alasan Kenapa Orangtua Perlu Mempertimbangkan Pendidikan Non-Formal

Siapa yang tak kenal Ernest Prakasa? Komika sekaligus seorang ayah ini memutuskan untuk menyekolahkan anaknya Snow Auror Arashi di rumah. Dikutip dari Kompas Ernest mengatakan jika Snow kurang bisa mengikuti sistem belajar online yang diterapkan selama masa pandemi. Setelah berdiskusi dengan sang istri, Ernest merencanakan mendaftarkan Snow untuk Pendidikan Alternatif.

Sebenarnya bukan hanya Ernest Prakasa saja, ada sekian banyak public figure dan orangtua yang memilih Pendidikan Altertanif lainnya sebagai sistem belajar untuk anak. Bahkan berdasarkan Kemendikbud tahun 2015 terdapat 11.000 keluarga yang menjalankan Pendidikan Alternatif dan terus bertambah setiap tahunnya.

Memang saat ini sangat mudah bagi kita untuk mencari informasi tentang kelebihan PKBM, hal yang harus disiapkan sebelum memulai PKBM, dan lain sebagainya. Umumnya orang menganggap jika PKBM lebih cocok untuk anak yang memiliki potensi diluar bidang akademis seperti menyanyi, menari, berakting, melukis, dan lain-lain. Padahal PKBM juga menyediakan materi pengajaran akademis. Banyak anak PKBM yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas bergengsi. Bahkan banyak juga dari mereka yang memiliki prestasi membanggakan meskipun tidak mengeyam pendidikan formal.

Alasan kenapa memilih PKBM

Banyak orangtua yang memilih PKBM sebagai alternatif tepat agar anak tetap mendapatkan pendidikan yang layak. Hal ini seringkali didasari oleh rasa tidak puas orangtua terhadap pendidikan formal. Apalagi sistem pendidikan di Indonesia masih kurang baik dan kualitasnya masih tertinggal dibanding negara lain.

Umumnya orangtua yang memilih pendidikan PKBM telah mengakses informasi tentang pola pengasuhan dan model pendidikan yang mempertimbangkan potensi dan karakter anak. Semakin banyak informasi yang mereka peroleh, semakin sering berdiskusi dengan praktisi pendidikan berpengalaman, maka orangtua akan semakin terbuka dengan model pendidikan yang ada.

Tentu kita semua telah sepakat jika sekolah formal bukan satu-satunya jalan menempuh kesuksesan di masa mendatang. Di masa sekarang tentu kreatifitas seseorang sering menjadi sorotan dan banyak dicari, dibanding hanya sekadar nilai pada ijazah. Selain nilai akademis, keterampilan khusus, kecakapan sosial, emosional, dan spiritual menjadi aspek yang penting bagi masa depan anak.

Ada beberapa alasan lain kenapa Anda perlu mempertimbangkan memilih PKBM sebagai metode belajar anak, antara lain:

1.      Lingkungan pergaulan negatif di sekolah

Ada banyak bentuk kenakalan remaja yang dikabarkan, mulai dari aksi tawuran, pergaulan bebar, kasus bullying, dsb. Tentu semua hal itu cukup membuat orangtua khawatir dengan keamanan dan keselamatan anak selama belajar. Jangan sampai tindakan yang kurang menyenangkan justru membuat kepercayaan diri anak hancur.

Dengan PKBM orangtua dapat memperkenalkan anak ke lingkungan yang lebih positif, sehingga anak akan lebih percaya diri dalam mengembangkan potensi diri mereka.

2.      Kurangnya fasilitas pendukung di sekolah

Setiap anak tentu memiliki minat dan bakat yang berbeda, terkadang hal yang mereka minati kurang terfasilitasi dengan baik oleh pihak sekolah. Misalnya anak memiliki minat terhadap bidang seni, bisnis, teknologi, ataupun entertaint. Sayangnya bidang non-akademis jarang diajarkan di sekolah. Berbeda dengan PKBM, kurikulum dibuat untuk dapat memafasilitasi anak mendalami bahkan fokus pada bidang yang mereka minati meskipun itu non-akademis.

3.      Biaya sekolah yang semakin mahal dari tahun ke tahun

Tentu sekolah dengan akreditas yang baik dan fasilitas yang memadai membutuhkan biaya yang tidak murah. Apalagi semakin lengkap fasilitas yang diberikan, maka semakin besar biaya yang harus orangtua keluarkan. Padahal tidak semua fasilitas yang disediakan sekolah akan digunakan oleh anak dan mendukung proses belajar anak secara maksimal.

Namun, dengan PKBM orangtua dapat mengontrol biaya pendidikan anak dengan mudah. Apalagi, saat ini banyak lembaga PKBM yang terbuka untuk berkonsultasi terkait biaya yang akan dikeluarkan orangtua, sehingga akan lebih mudah bagi Anda dalam merencanakan keuangan ke depannya.

4.      Keluarga yang berpindah-pindah

Terkadang tuntutan profesi membuat Anda harus berpindah-pindah tempat, umumnya perpindahan tersebut membutuhkan perjalanan yang jauh dan membutuhkan waktu lama. Sehingga tak heran jika beberapa orang memilih untuk membawa seluruh anggota keluarganya saat berpindah. Kondisi ini tentu akan mengganggu pendidikan anak, dimana mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal, sekolah, bahkan pertemanan yang baru.

Dibandingkan mencari sekolah baru akan lebih mudah bagi orangtua untuk menerapkan PKBM. Karena pembelajarannya yang fleksibel dan anak tak perlu melakukan adaptasi di lingkungan yang asing.

Sebenarnya masih banyak lagi alasan mengapa Anda perlu mempertimbangkan PKBM untuk pendidikan anak. Yang penting adalah alasan tersebut perlu disesuaikan dengan cara pandang dan pengalaman Anda sebagai orangtua terkait pendidikan yang sedang berlaku dan karakteristik yang dimiliki anak.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Kelebihan PKBM yang Tidak Dapatkan Di Sekolah Formal

Kelebihan PKBM yang Tidak Dapatkan Di Sekolah Formal

Apakah Anda pernah mendengar kabar berita, dimana artis cilik yang lebih memilih belajar dengan pendidikan PKBM karena proses belajar yang lebih fleksibel, dibanding pendidikan formal? Maklum saja, mereka umumnya memiliki jadwal syuting yang cukup padat. Namun dewasa ini, kebutuhan akan pendidikan PKBM bukan hanya untuk anak yang memiliki jadwal padat tapi juga pada anak yang butuh keleluasaan dalam belajar.

Pendidikan PKBM kini banyak diminati oleh orang tua yang telah mampu melihat gaya belajar anak. Maklum saja, tak semua anak nyaman belajar dengan banyak orang atau kurang tertarik dengan beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal. Mata pelajaran di sekolah umumnya diambil dari kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah, yang mana kemampuan semua pelajar diseragamkan. Seorang pendidik sekaligus penulis dari Amerika bernama John Holt mengatakan, “Apa yang dibutuhkan anak-anak bukan kurikulum baru dan lebih baik. Melainkan akses ke lebih banyak dunia nyata.”

 

Padahal belum tentu kurikulum yang berlaku cocok dengan kebutuhan anak. Kondisi-kondisi seperti ini membuat Anda sebagai orangtua mestinya menjadi lebih peduli  terhadap pendidikan anak. Siapa tahu ternyata anak Anda membutuhkan metode belajar lain yang lebih privat dan fokus pada hal yang diminati. Untuk itu pendidikan PKBM sangat cocok untuk menjawab kegelisahan orangtua terhadap pendidikan anaknya.

PKBM tentu berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Selain perbedaan tempat dan waktu, materi pelajaran yang diajarkan pun berbeda. Materi pelajaran ditentukan oleh anak dan orangtua. Sehingga Anda bisa memilih beberapa materi untuk mendukung potensi anak dan mengabaikan materi pelajaran yang menghambat proses belajarnya. Selain itu, ada beberapa kelebihan lain yang dimiliki oleh pendidikan PKBM diantaranya adalah:

  1. Pendidikan terkustomisasi. Orangtua dapat menyusun kurikulum sendiri, memilih materi pelajaran dan gaya belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan atau potensi anak.
  2. Meningkatkan kemandirian dan kreativitas anak.
  3. Fleksibel perihal waktu, biaya, dan model belajar. Kelebihan yang satu ini umumnya menjadi salah satu alasan terbesar kenapa banyak orangtua memiliki pendidikan PKBM.
  4. Bisa mengembangkan potensi anak sejak dini karena kegiatan belajar dapat dilakukan kapanpun dan di manapun.
  5. Lebih mudah bagi orangtua untuk melihat potensi anak, sebab tutor akan fokus pada satu anak selama proses belajar.
  6. Mudah beradaptasi dan menerapkan teori dalam praktik nyata, karena kegiatan belajar berdasarkan kegiatan rutin sehari-hari.
  7. Lebih mudah menerapkan nilai dan prinsip keluarga pada anak karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
  8. Mempererat hubungan orangtua dengan anak sehingga perkembangan psikologis anak semakin membaik.
  9. Terhindar dari pengaruh lingkungan buruk yang ada di sekolah seperti bullying, menyontek, tawuran, pornografi, jajan malnutrisi, kebiasaan konsumtif, dan lain sebagainya.
  10. Sosialisasi lintas usia sebab teman yang dimiliki bukan hanya anak-anak seumuran. Banyak orang yang menganggap jika PKBM membuat anak tidak belajar sosialisasi padahal kenyataanya anak-anak justru memiliki kemampuan sosialisasi yang lebih fleksibel.
  11. Lebih mudah dalam mengatur dana pendidikan.
  12. Menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak karena tutor banyak memfasilitasi anak untuk banyak mengeksplorasi kemampuan dirinya.
  13. Kemampuan intrapersonal anak seperti memahami diri sendiri, menentukan tujuan hidup dan perannya di dunia akan lebih terbentuk.

Meskipun ada banyak kelebihan yang ada pada pendidikan PKBM namun ternyata ada beberapa tantangan yang perlu Anda pahami. Mengetahui risiko sejak sekarang akan membantu anda dalam menyiapkan diri lebih matang sebelum memulai PKBM. Tantangan yang harus siap Anda hadapi antara lain :

  1. Ikut terlibat dan bertanggung jawab total terhadap jalannya PKBM
  2. Orangtua harus siap belajar setiap saat
  3. Fasilitas belajar tidak langsung tersedia di depan mata, butuh adanya eksplorasi dan adaptasi
  4. Masalah keluarga dapat mengganggu proses belajar anak selama PKBM
  5. Anak menjadi lebih kritis sehingga orangtua juga butuh mengenal lebih dalam soal kebutuhan anak sesuai dengan zamannya.

Demikian adalah kelebihan yang diperoleh serta beberapa tantangan yang harus siap Anda hadapi saat memutuskan pendidikan PKBM sebagai metode belajar anak. Dengan mengetahui kelebihan dan tantangan yang ada maka diharapkan Anda akan lebih mantap lagi dalam menyiapkan pendidikan anak. Semoga artikel ini bermanfaat.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

Simak Cara Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan untuk Anak di Rumah

Simak Cara Menciptakan Lingkungan Belajar yang Menyenangkan untuk Anak di Rumah

Kegiatan belajar di rumah menjadi tantangan tersendiri bagi beberapa orangtua saat-saat ini. Kondisi rumah dan ruang belajar tentu saja memiliki berbeda, misalnya di rumah Anda terlalu banyak perabotan sehingga ruang belajar yang dimiliki anak tidak terlalu besar. Namun tenang saja, dengan melakukan perubahan kecil maka kondisi rumah sekarang ini bukanlah penghalang untuk anak terus belajar dengan baik.

 

 

Seorang konsultan psikologi dan Coach Trainer Achsinfina H Sinta dikutip dari CNN Indonesia, menjelaskan jika proses belajar di rumah mesti dibangun dengan cara menyenangkan agar anak termotivasi untuk belajar dengan sendirinya dan paham materi yang diberikan. Belajar di rumah tentu berbeda jauh dengan belajar di institusi pendidikan biasanya karena ada keterbatasan ruang, teknologi, serta banyak perusaban yang mesti dilakukan di rumah yang terkadang membuat menjadi tidak praktis menjadi hal yang dipikirkan oleh kebanyakan orangtua. Akan tetapi kembali lagi hal-hal tersebut sebenarnya bukanlah menjadi penghalang bagi anak untuk mendapatkan lingkungan belajar yang menyenangkan di rumah.

Untuk itu, sebagai orangtua Anda perlu tahu bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi anak,s ehingga proses belajar tidak terhenti begitu saja selama masa pandemi. Oleh sebab itu, berikut ini hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk membangun lingkungan belajar yang menyenangkan bagi anak di rumah:

1.      Sisihkan area tertentu di rumah yang dikhususkan untuk belajar

Cobalah tengok bagian rumah, adakah ruang yang jarang dipakai? Pilihlah satu tempat khusus yang nanti akan digunakan untuk rutinitas belajar anak. Jika tidak ada ruangan khusus, Anda juga bisa memanfaatkan ruang tamu atau ruang keluarga sebagai tempat anak belajar setiap harinya. Area tersebut sangat mudah diakses, sehingga Anda dapat memantau proses belajar anak.

2.      Jaga kebersihan area belajar anak

Pastikan tempat anak belajar selalu bersih dan nyaman, hal ini akan membuat anak lebih berkonsentrasi saat belajar. Pastikan pula kondisi tempat tersebut tertata dengan rapi, kondisi yang bersih rapi akan membuat suasana hati anak membaik sehingga semangat belajar pun akan tumbuh. Selain itu, jauhkan anak dari berbagai bentuk distraksi (gangguan) seperti Televisi dan lain sebagainya.

3.      Buat lingkungan belajar yang personal

Saat anak sudah belajar, pastikan area tersebut memang personal baginya. Anda bisa menanyakan apakah ia perlu ditemani atau tidak. Jika anak ingin memiliki ruang sendiri, maka biarkan anak untuk mengeksplorasi dirinya saat belajar. Penting bagi orangtua untuk menanyakan cara belajar seperti apa yang disukai anak.

4.      Gunakan teknologi jika memang dibutuhkan

Agar anak tetap belajar dengan baik, siapkan segala kebutuhannya, seperti buku bacaan, alat tulis, bahkan gawai penunjang. Anda bisa tanyakan kira-kira apa saja yang anak butuhkan saat belajar di rumah. Jika memang membutuhkan gawai sebagai penunjang belajar, ajarkan anak untuk fokus memfungsikannya hanya untuk belajar. Anda bisa membuat kesepakatan bersama dengan anak agar gadget tersebut tidak menjadi pengganggu fokus anak.

5.      Atur jadwal rutinitas anak

Meskipun tengah belajar di rumah, tentu anak harus memiliki jadwal belajar dan kegiatan lainnya secara seimbang. Kebosanan merupakan tantangan terbesar ketika anak belajar di rumah. Jika dari pihak pengajar sudah memberikan jadwalnya, maka ajarkan anak untuk mematuhi jadwal tersebut. Atau Anda bisa juga memandu anak untuk mengatur jadwal kegiatannya sendiri. Beri pemahaman penuh tentang pentingnya menjalankan sesuatu sesuai dengan jadwal.  Selain itu, saat sisihkan jeda waktu anak untuk bermain di sela-sela kegiatan belajarnya. Hal ini bertujuan agar proses belajar tidak terlalu membebani anak.

6.      Buatlah target belajar

Agar anak lebih termotivasi dan menikmati proses belajar di rumah, maka tak ada salahnya jika anda membuat target. Target ini bisa didiskusikan bersama anak serta berikan apresiasi yang disepakati bersama. target bisa dimulai dari yang kecil hingga yang besar, namun yang perlu diingat buatlah target tersebut sesuai dengan kompetensi anak.

Demikian cara yang bisa Anda terapkan untuk mendukung proses belajar anak di rumah. Kami memahami bahwa membangun ruang belajar anak di rumah akan menjadi tantangan tersendiri. Selama masa pandemi kebutuhan akan lingkungan belajar yang baik menjadi PR tersendiri bagi banyak orangtua, namun bukan berarti itu menjadi masalah yang besar. Dengan cara cerdas menyiasatinya maka proses belajarpun akan berjalan lancar.

Baru Mulai Memasukan Anak Ke PKBM? Simak Peran Yang Bisa Diambil Orangtua Dalam PKBM

Baru Mulai Memasukan Anak Ke PKBM? Simak Peran Yang Bisa Diambil Orangtua Dalam PKBM

Pendidikan tak hanya menjadi salah satu jalan seseorang bisa memperoleh kesuksesan di masa mendatang, pendidikan juga memberikan ketrampilan bagi seseorang dalam menjalani hidup kedepannya. Dulu pendidikan identik dengan memasukan anak ke sekolah formal, namun kini banyak cara dalam memberikan pendidikan terbaik untuk anak. Salah satu sistem pendidikan yang baik untuk pertumbuhan anak adalah PKBM.

 

Pendidikan alternatif seperti PKBM memiliki cara yang tentu yang berbeda dalam prakteknya. Di sekolah formal peran serta orangtua sangatlah minim, sedangkan sistem PKBM orang tua menjadi partner belajar untuk anak. PKBM bukan berarti memindahkan gaya pendidikan formal ke rumah, bukan. Namun adanya komunikasi dua arah yang membuat anak menjadi lebih berani bereksplorasi. Tentunya dalam hal ini membutuhkan peran orangtua yang cukup besar pada proses pendidikan anak.

Selain sebagai penuntun, peran orangtua dalam PKBM juga bisa menjadi fasilitator dan coach. Sebagai fasilitator, tentu Anda harus menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak dalam menunjang kompetensi, keterampilan, serta potensi yang ingin anak kembangkan. Sedangkan sebagai coach, Anda memiliki tugas untuk memotivasi atau memberikan dorongan positif pada anak agar mereka tetap bersemangat dalam menjalani proses pendidikan PKBM. Coaching ini sangat diperlukan, mengingat jika selama proses belajar anak akan menemui rasa bosan, jenuh, tidak percaya diri bahkan sampai patah semangat.

Apalagi beberapa anak biasanya menjalani proses belajar hanya sekadar untuk memenuhi perintah orangtuanya. Padahal salah satu tujuan dari PKBM sendiri adalah membangun sikap belajar yang mandiri pada anak. Jika dilakukan atas dasar keterpaksaan tentu tujuan pendidikan akan sulit dicapai. Oleh sebab itu banyak cara yang perlu diubah jika Anda sudah benar-benar siap dalam memberikan pendidikan alternatif untuk anak Anda.

Sebagai orangtua, mungkin saja Anda mengalami hal-hal yang juga anak alami. Namun disinilah proses bagaimana membentuk kembali ikatan yang sehat antara Anda dan buah hati. Pendidikan alternatif tak hanya memberikan cara lain dalam pengajaran, namun juga bisa memperkuat relasi antara anak dan orangtua jika dilakukan dengan semestinya. Untuk itu, orangtua perlu belajar bagaimana kondisi suasana hati anak sebab akan mempermudah dalam prosesnya jika dijalani dengan suasana hati yang senang dan gembira.

Tentu hal ini sangat berbeda jika anak belajar di sekolah formal. Dimana orangtua hanya terima bersih dan tidak bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan anak selama di sekolah. Orangtua tak terlalu memikirkan kenyamanan anak selama proses belajarnya di kelas. Apalagi jarang sekali sekolah yang memberikan laporan terkait perkembangan anak di sekolah kepada orangtua diluar perkembangan akademis. Orangtua hanya dibutuhkan pada proses kenaikan kelas dimana Anda akan mengambil rapor anak. Hasil belajar anak hanya bisa kita lihat melalui rapor itu saja. Padahal bentuk prestasi anak bukan hanya tentang nilai yang bagus, namun juga banyak dimensi lain yang patut diketahui orangtua dalam kesuksan pencapaian pendidikan anak.

Sebagai orangtua tentu Anda tidak ingin anak menjadi sosok  yang tertinggal hanya karena tidak memperoleh kenyamanan dalam belajar atau metode belajar yang diberikan kurang tepat. Dalam hal ini, peran orangtua sebagai support system sangat dibutuhkan.

Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara memperkenalkan konsep TRI SENTRA. Konsep ini terdiri dari lingkungan rumah (alam keluarga), lingkungan sekolah (alam perguruan), dan lingkungan sebaya (alam pergaulan). Ketiga hal tersebut perlu dalam proses belajar anak, dimana lingkungan rumah, lingkungan sekolah/belajar, dan lingkungan sebaya saling terhubung sehingga proses belajar akan lebih optimal.

PKBM menggabungkan konsep TRI SENTRA, dimana anak akan belajar dengan tutor yang berkompeten. Selain itu proses belajar PKBM bisa dilakukan privat dan membangun intensitas yang baik antara pengajar dan peserta didik sehingga anak akan merasa lebih bebas untuk bertanya. PKBM bukan hanya kegiatan belajar secara privat saja namun juga banyak kegiatan lain yang turut mendukung perkembangan anak seperti study club dan ektrakulikuler. Study club dan ekstrakulikuler bukan hanya mengasah kemampuan anak saja, namun juga melatih kemampuan mereka bersosial dengan teman sebaya atau teman yang memiliki minat yang serupa. Tentu kegiatan PKBM tidak dapat berjalan lancar tanpa ada dukungan dan peran yang besar dari orangtua.

Ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari PKBM. Meskipun proses belajar cukup berbeda dengan sekolah formal, tapi Anda tak perlu khawatir, sebab banyak program PKBM yang menyediakan kurikulum berbasis akademis yang  menyediakan materi pembelajaran akademis, sosial, budaya, seni hingga pembentukan karakter anak. Semoga dengan artikel ini dapat membantu anda dalam merencanakan pendidikan anak.

 

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.