Mengapa Berkomunitas Penting Bagi Anak-anak yang Melakukan Homeschooling?

Homeschooling menjadi pilihan pendidikan yang semakin populer di tengah masyarakat, terutama bagi orang tua yang ingin memberikan pendekatan pendidikan yang lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak mereka. Namun, ada satu aspek yang sering kali diabaikan dalam proses homeschooling, yaitu pentingnya berkomunal dan berkomunitas bagi perkembangan anak.

  1. Pengembangan Keterampilan Sosial: Berinteraksi dengan beragam individu dalam sebuah komunitas membantu anak-anak mengasah keterampilan sosial mereka. Dengan bergabung dengan komunitas Sahabat Becik di kota terdekat, anak-anak dapat belajar bersama, bermain, berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama dengan orang lain.
  2. Kebutuhan Akan Perspektif yang Beragam: Dalam komunitas Sahabat Becik, anak-anak dapat terpapar pada beragam pandangan dan pendapat dari orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Ini membantu mereka melihat dunia dari perspektif yang lebih luas, membuka pikiran mereka terhadap keragaman dan memperkaya pengalaman belajar mereka.
  3. Kolaborasi dan Pembelajaran: Dalam situasi belajar bersama Sahabat Becik, anak-anak dapat bekerja sama dalam proyek-proyek kolaboratif yang memungkinkan mereka untuk belajar dari satu sama lain dan bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Ini membentuk keterampilan kolaborasi dan kemampuan untuk bekerja dalam tim yang penting untuk masa depan mereka.
  4. Dukungan Emosional dan Moral: Komunitas Sahabat Becik memberikan anak-anak tempat yang aman untuk berbagi pengalaman, ide, dan perasaan mereka dengan orang-orang yang memahami perjalanan mereka. Ini membantu mereka merasa didukung dan diterima, yang penting untuk kesejahteraan emosional mereka.

Lalu, bagaimana Sahabat Becik dapat mendorong berkomunal bagi anak-anaknya yang homeschooling?

  1. Cari Kelompok Belajar atau Komunitas: Ada banyak kelompok belajar atau komunitas homeschooling yang dapat diakses baik secara online maupun offline. Salah satunya adalah Komunitas Sahabat Becik yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sahabat Becik dapat mencari kelompok belajar atau komunitas homeschooling di kota terdekat dan mengikutsertakan anak-anak dalam kegiatan tersebut.
  2. Libatkan Anak-anak dalam Kegiatan Sosial: Selain kelompok belajar, anak-anak juga bisa terlibat dalam kegiatan sosial lainnya seperti klub olahraga, paduan suara, atau teater. Ini memberi mereka kesempatan untuk memperluas lingkaran sosial mereka dan berinteraksi dengan anak-anak sebaya mereka dalam konteks yang berbeda.
  3. Jadwalkan Pertemuan Rutin: Sahabat Becik dapat membuat jadwal pertemuan rutin dengan teman-teman sebaya anak-anak untuk bermain, belajar, atau sekadar menghabiskan waktu bersama. Ini membantu menjaga hubungan sosial yang sehat.
  4. Dorong Keterlibatan dalam Proyek Bersama: Anjurkan anak-anak untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek pembelajaran dengan teman-teman mereka, baik secara online maupun offline. Misalnya, membuat presentasi bersama atau menyelesaikan tugas-tugas kelompok.

Dengan bergabung dalam sebuah komunitas, anak-anak homeschooling dapat belajar banyak hal yang tidak bisa diperoleh hanya dengan belajar di rumah. Oleh karena itu, Sahabat Becik memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa anak-anak mereka terlibat dalam kegiatan sosial. Berinteraksi dengan beragam pandangan dalam sebuah komunitas, tidak hanya memberikan anak-anak pengalaman sosial yang berharga, tetapi juga membangun keterampilan kolaborasi, empati, dan toleransi yang bermanfaat bagi perkembangan mereka.

Eksplorasi dan Penemuan Jati Diri Malik Fadilah Kurniawan

Dalam dunia pendidikan, terdapat beragam jalur yang dapat diambil untuk meraih kesuksesan. Salah satu di antaranya adalah melalui pendekatan nonformal seperti yang dilakukan oleh Malik Fadilah Kurniawan, siswa kelas XII di PKBM Piwulang Becik. Di sini, kita akan melihat bagaimana Malik menemukan jati diri dan panggilannya di bidang visual digital.

Malik memulai perjalanannya sejak ia memasuki sekolah tingkat SMP. Pada saat itu, ia membuat keputusan berani untuk tidak melanjutkan pendidikan formal. Meskipun mungkin terdengar kontroversial bagi sebagian orang, keputusan tersebut dilandaskan pada keinginan pribadinya yang kuat. Sebelum mengambil langkah ini, tentu saja, Malik telah berdiskusi dengan orang tuanya. Dan ia sangat bersyukur karena kedua orang tuanya memberikan dukungan penuh dan menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengejar minatnya.

Dengan kebebasan yang diberikan, awalnya Malik mencoba berbagai bidang pembelajaran. Ia mulai dengan musik, kemudian beralih ke olahraga dengan mencoba berenang. Namun, setelah beberapa waktu mencoba, Malik pun menyadari bahwa itu bukanlah jalan karier yang ia inginkan. Akhirnya, setelah mendapat kesempatan dari orang tuanya untuk memilih lagi, Malik memutuskan untuk mengeksplorasi dunia visual. Ia pun memutuskan bahwa ini akan jadi pilihan terakhirnya, terlepas dari apakah ia menyukainya atau tidak.

Gayung pun bersambut. Ia akhirnya menemukan kedalaman minatnya di bidang visual. Namun, perjalanan ini tidaklah mudah. Tantangan seperti rasa malas, ketidakmampuan menerima umpan balik dari mentor, hingga kesulitan mengatasi batasan diri sendiri seringkali menghampirinya. Namun, dengan dukungan dari orang tua dan lingkungan terdekatnya, Malik berusaha untuk terus maju dan berkembang.

Saat ini, Malik sedang mengikuti Program Project Based Learning di PKBM Piwulang Becik, dan tengah merintis sebuah unit usaha di Bidang Visual digital. Ia merasa bersyukur telah berani mengambil langkah untuk melanjutkan pendidikan nonformal, karena sekarang ia merasa bisa lebih fokus pada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Setiap langkah dan tantangan yang dihadapinya telah membantunya tumbuh menjadi individu yang lebih kuat dan percaya diri.

Bertemu dengan PKBM Piwulang Becik membukakan pintu bagi Malik untuk belajar dalam lingkungan yang terbuka, dinamis, dan mendukung. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya belajar tentang keterampilan teknis di bidang visual, tetapi juga tentang keberanian mengambil keputusan, ketekunan dalam menghadapi rintangan, dan arti sebenarnya dari dukungan sosial dari orang-orang terdekat.

Dari kisah Malik, kita dapat belajar bahwa setiap individu memiliki jalannya masing-masing dalam meraih impian dan potensi terbaiknya. Kadang-kadang, langkah terberani adalah melangkah keluar dari zona nyaman dan menjelajahi wilayah yang belum dipetakan. Semoga kisah Malik memberi inspirasi bagi kita semua untuk menjalani perjalanan pribadi kita dengan keberanian dan tekad yang sama.

 

Simak cerita lengkap Malik disini:

Dinar Achmad Saputra: Bersabar dalam Proses Belajar

Dinar, seorang siswa kelas X di PKBM Piwulang Becik, berbagi ceritanya tentang perjalanan pendidikannya yang penuh tantangan namun juga penuh makna. Ketika Dinar masih duduk di kelas VIII, ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan formal. Didukung oleh kesabaran ayah dan ibunya, Dinar diajarkan untuk memilih jalur pendidikan yang sesuai. Pada usia 13 tahun, ia dihadapkan pada pilihan antara sekolah formal, atau bergabung dengan PKBM Piwulang Becik. Dengan tekad, keyakinan dan dukungan kedua orang tuanya, Dinar akhirnya memilih bergabung dengan PKBM Piwulang Becik.

 

Namun ternyata, keputusan Dinar untuk bergabung dengan PKBM Piwulang Becik tidaklah semudah yang ia harapkan. Dinar menghadapi berbagai arahan dan bimbingan dari mentor yang pada awalnya sulit ia terima. Bahkan, ada saat-saat di mana rasa bosan dan keraguan mulai menghampirinya, membuatnya ingin menyerah. Dia sempat merasa ragu dan tidak yakin dengan langkahnya tersebut.

Beruntung, Dinar mendapatkan dukungan dan dorongan semangat dari orang tuanya. Mereka meyakinkannya bahwa keputusan yang diambilnya adalah langkah yang tepat, meskipun memerlukan kesabaran dan ketekunan. Dengan semangat yang baru, Dinar memutuskan untuk menghadapi tantangan tersebut dan berusaha melawan keterbatasan dirinya sendiri demi mengembangkan potensi dan keterampilannya.

Selama berada di PKBM Piwulang Becik, Dinar tidak hanya belajar tentang keterampilan teknis, tetapi juga tentang mengatasi rasa tidak percaya diri dan ketidakpastian. Dinar mendapat banyak inspirasi dari para mentor yang membimbingnya. Mereka tidak hanya memberikan arahan dalam bidang akademis, tetapi juga berbagi pengalaman dan cerita mereka sendiri yang memberikan motivasi dan dorongan bagi Dinar untuk terus maju.

Salah satu titik balik dalam perjalanannya adalah ketika Dinar menemukan minatnya dalam bidang ilustrasi dan animasi. Berkat bimbingan yang sabar dari mentor-mentornya dan melalui proses pembelajaran yang mendalam, Dinar menemukan kepuasan dalam menciptakan animasi yang sesuai dengan yang ia inginkan. Kini, Dinar pun mulai merasa lebih percaya diri dan yakin dengan kemampuannya.

 

Dinar percaya bahwa dengan ketekunan dan keyakinan pada diri sendiri, setiap orang dapat mencapai potensi penuhnya dan menemukan kebahagiaan dalam mengejar impian. Kisah inspiratif Dinar mengajarkan kepada kita semua tentang pentingnya untuk percaya pada diri sendiri dan tidak takut untuk mengejar impian kita.

Simak cerita lengkap Dinar disini ya:

Mendidik dengan Seni Bermain: Strategi Maksimalkan Pembelajaran Anak-anak

Dalam proses pembelajaran anak, penggunaan permainan kreatif dapat menjadi metode yang sangat efektif. Melalui permainan, anak-anak tidak hanya belajar secara aktif, tetapi juga meningkatkan keterampilan kognitif, motorik, sosial, dan emosional mereka. Di bawah ini, kami akan membahas beberapa contoh permainan kreatif yang dapat diterapkan dengan mudah di rumah atau di lingkungan belajar.

  1. Permainan Membuat Cerita Bergambar: Berikan anak-anak selembar kertas kosong dan beri mereka tema cerita tertentu. Biarkan mereka menggambar cerita sesuai imajinasi mereka, lalu minta mereka untuk menceritakan cerita tersebut kepada teman-teman mereka.
  2. Teater Boneka: Ajak anak-anak untuk membuat boneka-boneka dari kain bekas atau bahan lainnya. Setelah itu, biarkan mereka membuat cerita pendek dan memainkannya menggunakan boneka-boneka tersebut sebagai bintang utamanya.
  3. Permainan Bahan Daur Ulang: Berikan anak-anak bahan-bahan daur ulang seperti kardus bekas, botol plastik, atau kain bekas. Biarkan mereka berkreasi dan membuat berbagai macam objek atau mainan menggunakan bahan-bahan tersebut.
  4. Permainan Mendekorasi Kue: Ajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam membuat kue dan menghiasnya. Biarkan mereka menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk menghias kue sesuai dengan tema atau keinginan mereka.
  5. Puzzle Kreatif: Buatlah puzzle sendiri dari gambar-gambar yang diambil dari majalah atau buku gambar. Biarkan anak-anak menyusun puzzle tersebut sesuai dengan keinginan mereka dan kemudian menceritakan cerita di balik gambar tersebut.
  6. Permainan Membuat Musik: Berikan anak-anak berbagai alat musik sederhana seperti drum kecil, shaker, atau xylophone. Biarkan mereka bereksperimen dengan alat musik tersebut dan menciptakan lagu-lagu sederhana.
  7. Permainan Drama Improvisasi: Ajak anak-anak untuk bermain drama improvisasi, di mana mereka harus membuat cerita secara spontan berdasarkan tema yang diberikan. Ini akan membantu mereka meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir cepat.
  8. Puzzle Perkataan: Buatlah puzzle perkataan dengan menggunakan kertas dan gunting. Potong kertas menjadi potongan-potongan kecil dan tuliskan satu huruf pada setiap potongan. Biarkan anak-anak menyusun potongan-potongan tersebut menjadi kata-kata yang benar.
  9. Permainan Seni Melukis Tanpa Batas: Berikan anak-anak selembar kertas besar atau kanvas kosong dan berbagai macam cat air atau cat akrilik. Biarkan mereka mengekspresikan diri secara bebas dengan melukis apa pun yang mereka inginkan.
  10. Permainan Kreasi Bangunan: Berikan anak-anak berbagai macam bahan konstruksi seperti balok kayu, Lego, atau blok bangunan. Biarkan mereka menggunakan bahan-bahan tersebut untuk membangun bangunan atau struktur sesuai dengan imajinasi mereka.

Ingatlah bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda, oleh karena itu penting untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap berbagai metode pembelajaran yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan mereka secara holistik. Dengan memilih permainan yang relevan dengan minat dan bakat mereka dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran.

Privilege dan Pendidikan: Menggali Makna Kesuksesan dari Perjalanan Bimbi

Arimbi Elvetta Asmarani, atau yang akrab disapa Bimbi, adalah seorang remaja berusia 15 tahun yang memiliki kisah unik dalam perjalanan pendidikannya. Lahir dan besar di Jakarta, Bimbi tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan jiwa seni, terutama berkat sang ayah yang merupakan seorang drummer di salah satu band ternama di Indonesia.

Sejak kecil, Bimbi sudah sering diajak ayahnya untuk tur ke berbagai kota. Meski sempat merasa kesal ketika para penggemar ayahnya meminta untuk mengambil fotonya saat ia sedang bersama keluarga, Bimbi akhirnya belajar untuk bersyukur karena terlahir sebagai anak dari musisi terkenal seperti ayahnya. Ia menyadari bahwa tidak semua orang memiliki keistimewaan seperti dirinya.

Suatu hari, Bimbi memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Semarang dan bergabung dengan Project Based Learning di PKBM Piwulang Becik. Meski sempat sedih karena harus berpisah dengan orang tua dan belajar secara mandiri, Bimbi merasa mendapat dukungan penuh dari orang tuanya atas keputusannya tersebut.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan baru tentu tidak mudah baginya, terutama dengan segala pekerjaan rumah tangga sehari-hari yang mungkin belum pernah ia lakukan sebelumnya. Namun, dengan semangat yang kuat, Bimbi tetap optimis dan siap menjalani tantangan hidup baru dalam proses studinya saat ini. Bimbi bercerita bahwa di tengah proses studinya, ia pernah diberi tawaran untuk menghadiri konser ayahnya di Malaysia. Meski ingin pergi, Bimbi memutuskan untuk tetap fokus pada studinya di Semarang daripada berlibur bersama keluarga.

Saat ini ia sedang mengasah kemampuan 3D-nya di Piwulang Becik, dengan harapan dapat mencapai kesuksesan versinya sendiri di masa depan. Bimbi menyadari bahwa kesuksesan tidak hanya bergantung pada kedudukan orang tua. Ia percaya bahwa dirinya harus memiliki keterampilan dan kreativitas secara mandiri untuk mencapai impian dan kesuksesannya.

Kini, Bimbi sangat berterima kasih kepada orang tua dan para mentor di PKBM Piwulang Becik yang selalu memberikan dukungan terbaik untuknya. Berkat mereka, Bimbi mampu menghadapi tantangan dengan penuh semangat, tekad yang kuat, dan keyakinan yang tinggi. Bimbi belajar menjadikan setiap pengalamannya sebagai pelajaran berharga untuk meraih impiannya.

 

Ikuti cerita Bimbi disini ya:

Literasi Anak di Era Teknologi: Membimbing Anak-anak Menuju Petualangan Literasi yang Tak Terbatas

Kita hidup di era di mana teknologi membawa kita lebih dekat dengan dunia literasi daripada sebelumnya. Dalam upaya mengembangkan minat dan kemampuan membaca anak-anak, berikut ini adalah beberapa tip yang dapat membantu memperkuat fondasi literasi anak di era teknologi yang terus berkembang.

  1. Pilih Bacaan yang Relevan: Pertimbangkan minat dan hobi anak saat memilih bacaan. Misalnya, jika mereka menyukai binatang, berikan mereka buku-buku tentang binatang atau cerita tentang petualangan binatang. Memberikan akses yang mudah ke berbagai jenis bacaan akan membantu memperluas wawasan dan meningkatkan minat baca mereka.
  2. Aktivitas Literasi Interaktif: Membaca bersama, diskusi buku, dan kegiatan menulis kreatif adalah beberapa contoh aktivitas yang dapat memperdalam pemahaman anak-anak tentang literasi. Doronglah anak-anak untuk berbicara tentang buku yang mereka baca, cerita yang mereka sukai, dan apa yang mereka pelajari dari pengalaman membaca mereka. Aktivitas-aktivitas tersebut juga membantu meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar dan menciptakan hubungan emosional yang kuat dengan buku-buku yang mereka baca.
  3. Gunakan Teknologi dengan Bijak: Di era digital ini, teknologi dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mendukung literasi anak-anak. Namun, penting untuk memilih aplikasi dan platform pembelajaran dengan bijak. Pilihlah aplikasi yang tidak hanya menyediakan akses ke berbagai konten bacaan, tetapi juga menawarkan pengalaman literasi yang interaktif dan edukatif. Pastikan untuk memantau dan mengontrol penggunaan teknologi oleh anak-anak dan memberikan pengawasan yang memadai untuk memastikan bahwa mereka aman saat menggunakan perangkat digital.
  4. Bangun Rutinitas Membaca: Tetapkan waktu rutin setiap hari untuk membaca bersama anak-anak, baik sebelum tidur di malam hari atau selama waktu luang di sore hari. Selain membangun kebiasaan membaca, hal ini dapat memberikan waktu keluarga yang berkualitas dan memperkaya hubungan orang tua dan anak.
  5. Dukung Kreativitas Anak: Kreativitas anak-anak dapat distimulasi melalui berbagai kegiatan literasi, seperti menulis cerita pendek atau menggambar ilustrasi untuk cerita mereka sendiri. Beri anak kesempatan untuk mengekspresikan diri mereka secara kreatif melalui tulisan atau gambar, dan berikan pujian serta dukungan positif untuk setiap karya yang mereka hasilkan. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan minat mereka terhadap literasi, tetapi juga membantu mengembangkan keterampilan artistik dan pemikiran kreatif mereka.
  6. Apresiasi Setiap Usaha: Berikan pujian yang tulus dan pengakuan yang memotivasi untuk setiap usaha yang mereka lakukan dalam mengembangkan kemampuan literasi mereka. Hal ini akan membantu membangun kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk terus belajar dan berkembang.

Piwulang Becik memfasilitasi pembelajaran literasi anak-anak di era teknologi melalui layanan Student Book Club. Tujuan dari student book club ini adalah untuk memperluas wawasan, meningkatkan kemampuan literasi, serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas mereka. Melalui berbagai kegiatan seperti diskusi buku, pertemuan kelompok, dan proyek menulis, kami berharap dapat membuat pembelajaran literasi menjadi lebih interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak.