Perbedaan Pendidikan Alternatif Dengan Pendidikan Formal Di Indonesia

Perbedaan Pendidikan Alternatif Dengan Pendidikan Formal Di Indonesia

“Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina!”

Kata-kata bijak tersebut tentu sering kita dengar, terutama saat kita masih duduk dibangku sekolah dulu. Kata-kata tersebut seringkali menjadi penyemangat belajar kita untuk tak pernah berhenti untuk menyelami ilmu di sekolah. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi dan gaya hidup masyarakat modern saat ini, ternyata sudah banyak revolusi dalam belajar, salah satunya ialah dengan sekolah tanpa sekat yaitu belajar bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

 

Belajar sendiri di rumah menjadi salah satu alternatif anak untuk mendalami kompetensi yang dimiliki, untuk itu beberapa orangtua mulai tertarik dengan pendidikan Pendidikan Non-Formal. Pendidikan Alternatif seperti Pendidikan Non-Formal atau PKBM diminati karena orangtua dan anak dapat menyeleksi sendiri kurikulum dan pengajarnya. Sehingga hal ini tak hanya akan fokus dalam melatih perkembangan kognitif namun juga pengembangan minat dan bakat anak.

Pendidikan Non-Formal tak sebatas belajar tanpa menggunakan seragam dan bisa dilakukan dimanapun termasuk di rumah. Namun, anak juga memiliki ruang belajar bereksplorasi di dalam ataupun luar rumah. Meskipun saat ini Pendidikan Non-Formal banyak dilirik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum mantap untuk memulainya. Sebagai orangtua tentu Anda perlu bisa membedakan pendidikan sekolah formal dengan Pendidikan Non-Formal, sebelum akhirnya memutuskan untuk memilih salah satu. Sebagai bahan pertimbangan simak pembahasan berikut ini:

1.      Materi pembelajaran

Pada sekolah formal umumnya materi pembelajaran yang dibuat pihak sekolah mengacu pada kurikulum pemerintah. Sehingga jika kita tidak menyetujui beberapa kurikulum yang berlaku kita tidak bisa berbuat apa-apa. Karena terdapat panduan dan kurikulum yang telah disepakati untuk diajarkan pada anak sesuai dengan jenjang pendidikannya. Sedangkan pada Pendidikan Non-Formal, Anda bisa memilih atau bahkan membuat kurikulum belajar anak berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Bukan hanya itu saja, Pendidikan Non-Formal juga memiliki fleksibilitas dalam belajar, sehingga anak dan orangtua dapat menentukan kapan saatnya belajar serta memilih materi pembelajaran yang dikuasai dan tidak. Hal ini dapat membantu anak untuk meningkatkan kemampuan mereka pada pelajaran tersebut. Disamping itu, metode pembelajaran yang diajarkan bukan hanya berupa teori teks, anak juga dilibatkan untuk mempraktekannya secara langsung. Umumnya anak anak diminta menjadi sukarelawan, berjualan, bahkan kegiatan ekstrakulikuler lainnya. Tentu hal itu akan menjadi pengalaman berharga mereka selama masa tumbuh kembang.

2.      Kesehatan dan keamanan anak

Saat anak belajar di sekolah formal, tentu ada beberapa risiko yang harus siap kita hadapi saat anak berangkat ke sekolah. Salah satu contohnya, jaminan kebersihan dan kesehatan anak selama belajar. Mungkin ada sudut ruangan atau kantin sekolah yang telah terkontaminasi bakteri dan kuman. Apalagi terkadang anak-anak belum memiliki kesadaran penuh untuk menjaga kebersihan diri, seperti mecuci tangan sebelum makan. Gaya hidup yang kurang bersih tentu menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit. Tentu hal ini cukup mengkhawatirkan, bukan?

Sedangkan dengan metode Pendidikan Non-Formal Anda sendiri bisa menjamin kebersihan dan keamanan anak secara maksimal. Ruang belajar dapat Anda bersihkan setiap hari, selain itu Anda juga bisa mengingatkan anak untuk terus menjaga kebersihan diri mereka seperti membuang sampah di tempatnya dan mencuci tangan sebelum makan.

3.      Perhatian terhadap anak

Saat anak belajar di kelas biasanya mereka diminta untuk fokus pada materi yang berlangsung. Namun sayangnya, materi tersebut hanya dibawakan oleh satu orang guru saja, padahal dalam satu kelas terdapat puluhan siswa. Hal ini artinya perhatian guru akan terpecah pada setiap siswa. Padahal setiap anak memiliki karakteristik dan cara belajar yang berbeda. Jika dibiarkan terus-menerus tentu anak bisa saja tertinggal materi.

SedangkanPendidikan Non-Formal satu tutor akan maksimal 10 anak dalam group atau mengajar  satu anak dalam kelas privat, sehingga anak akan mendapatkan perhatian penuh dan pemahaman yang lebih mendalam.

Keputusan untuk memilih Pendidikan Non-Formal tentu tidak boleh hanya sekadar ikutan trend masa kini saja. Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh orangtua selain dari persetujuan dari anak yang menjalaninya. Dengan pembahasan singkat di atas, semoga membantu Anda dalam mempertimbangan pendidikan anak ke depannya.

 

Demikian artikel ini kami buat semoga memberikan gambaran bagi anda tentang serba serbi dunia pendidikan. Apabila ada pertanyaan tentang pendidikan alternatif Anda bisa hubungi kami di https://piwulangbecik.sch.id untuk informasi lebih lanjut.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply