Posts

Belajar Menahan Diri

Makanlah seperlunya.
Tidak semua yang tersedia
musti habis untuk dirinya.
Ingatlah teman lainnya.

Perut ada batasnya.
Butuh ruang antara.
Berjejal, sumpek jadi susah mencerna.
Bukan sehat, nanti jatuh sakit jadinya.

Kalau terlalu sering mencerna,
kapan kerjanya.

Nafsu perlu terkendali.
Belajarlah menahan diri.

Read more

Kinerja atau Kelengkapan

Lembaga pendidikan formal & non-formal, sering mendapat tantangan antara kinerja dan kelengkapan (Performance or Compliance). Compliance mengurusi kelayakan bangunan gedung, sertifikat pengajar, laboratorium, komputer, dll.

Terlihat ketika dulu banyak sekolah menyediakan AC dan karpet di dalam kelas ketika menyelenggarakan RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Menyediakan buku bilingual (bhs inggris-indonesia). Kmd guru sibuk ujian sertifikasi.

Tapi itu semua tidak meningkatkan juga sekolah tersebut ke taraf internasional. RSBI kmd dibubarkan. Terbukti bahwa mengejar compliance saja, hanya menghabiskan waktu & biaya. Tujuan utama pendidikan justru terlupakan.

Manajemen sibuk dengan bangunan, tetapi siswa terlupakan. Guru sibuk mengejar sertifikasi, tetapi lupa mengajar para siswi. Semua sibuk dengan fasilitas sekolah dan lupa bhw tujuan utama adalah mengentaskan siswa.

Kinerja atau Pemenuhan adalah dua hal yang idealnya berdampingan. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, keduanya kadang adalah pilihan. Bukan karena biaya saja, tetapi lebih kepada prioritas. Prioritas pendidikan itu siswa atau bangunan sekolah?

Sekolah tidak akan pernah ada jika tidak ada siswa. Tetapi, siswa tanpa sekolah masih tetap siswa, yang bisa belajar dimana dan kapan saja. Dengan segala yang dia punya. Siapkah pendidikan kita berpusat kepada siswa ?

Beruntungnya, pemerintah sekarang menjadikan siswa sebagai pusat dari pendidikan. Bukan slogan, tetapi dilakukan. BAN PNF (Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal) mulai mengganti akreditasi dari compliance mjd performance.

adab, BUDI PEKERTI DAN BAHASA, NALAR, LOGIKA

Kmd dikenalkannya Tes Potensi Skolastik (TPS) & Tes Kompetensi Akademik (TKA) di UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) yg memberi porsi TPS lebih dari TKA, yg lebih menekankan kpd nalar dan komunikasi.

Tes Potensi Skolastik (TPS) lebih mudah dipelajari oleh siswa dengan fasilitas paling minim, karena hanya butuh: logika dan budi bahasa, saja.

Jika logika dan budi bahasa seorang siswa sudah terlatih dengan baik, maka bukan hanya UN dan UTBK saja mjd mudah baginya. Ujian Cambridge IGCSE dan A-Level, IB, SAT atau ujian internasional lainnya juga akan mjd lebih mudah.

Jangan remehkan lagi PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang minim fasilitas & guru bersertifikat. Krn mereka lebih memprioritaskan softskill: logika, budi bahasa & budi pekerti, drpd gedung tinggi. Dan bukankah pendidikan spt ini yg dicari?

Sandal Jepit

Mengatur sandal jepit kelihatannya sederhana. Tetapi, belajar adab memang dari hal yang kecil. Jika adab yang mudah saja tidak bisa, bagaimana mungkin akan beradab kepada hal yang lebih besar lagi.

Aturlah sandal dengan rapi, tidak berserakan kemana-mana, tidak meletakkan sandal di atas sandal teman lainnya.

Ada suatu kisah nyata, dimana seorang arif pada hari ke-empat tidak mengajarkan lagi tentang adab berbuat baik dan tidak dholim. Murid-muridnya yang sudah datang menunggu dan menunggu hingga akhirnya mereka bertanya-tanya, apakah pengajarnya sedang sakit? Sehingga mereka kemudian datang ke rumahnya dan mendapati sang arif ini sehat wal afiat. Mereka agak bingung, kalau sehat, kenapa tidak mengajar hari itu?

Sang arif kemudian berkata, setelah tiga hari aku mengajarkan kepada kalian supaya tidak berbuat dholim, ternyata kalian masih belum paham juga, apa itu dholim. Tidakkah kalian tahu bahwa meletakkan sandal berantakan dan di atas sandal lainnya adalah perbuatan dholim. Kalian telah mendholimi sandal lainnya dengan menginjak-injaknya dan merasa bahwa sandal kalian berhak melakukan itu dan bahkan ada yang terbersit bahwa sandalnya lebih bagus dan mulia daripada sandal lainnya yang jelek dan murahan.

Jika terhadap sandal saja kalian berbuat dholim, maka terhadap yang lainnya pun kalian secara tidak sadar juga akan melakukan kedholiman serupa. Jika masih meremehkan hal yang kecil, maka kalian tidak bisa memegang amanah kepada hal yang besar.

beradab dari yang sederhana

Dari yang mudah inilah kemudian meningkat, seperti menata tempat tidurnya, membersihkan rumah, membuang sampah pada tempatnya … hingga nanti beranjak kepadai adab berguru, belajar, berkarnya dan seterusnya.

bagaimana mau menata adab keluarga, jika menata sandal saja belum bisa.