Maria Montessori

Maria Tecla Artemisia Montessori (lahir 31 Agustus 1870, wafat 6 Mei 1952) adalah seorang dokter dan pendidik dari Italia yang dikenal sebagai filosof pendidikan dan tulisan-tulisannya tentang pedagogy (ilmu dan metode pendidikan dan pengajaran).

Tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah mengaktifkan hasrat alami anak untuk belajar

Salah satu filosofi metode montessori adalah mendidik anak dengan teladan. Jangan memerintahkan anak, tetapi contohkan bagaimana melakukannya. Karena, kalau kamu hanya mengatakannya, anak hanya akan melihat bibir kamu saja. Tetapi jika kamu mencontohkannya maka anak akan berkeinginan untuk melakukannya sendiri.

Pendidikan adalah proses alami yang berkembang secara spontan pada manusia. Tidak didapatkan dari mendengarkan sebuah kata, tetapi sebuah hasil kebajikan dari pengalaman dimana seorang anak berperilaku di lingkungannya.

bahasa yang paling sempurna dapat diucapkan oleh manusia adalah saat dia bayi,

ketika tidak satu orang pun yang mengajarinya

Pendidikan yang dimulai dari anak usia dini bukanlah mempersiapkannya untuk sekedar bersekolah, tetapi untuk menjalani sebuah kehidupan.

Karena pada akhirnya, kesadaran menemukan karakternya dan memiliki kemampuan sendiri, dihargai dan dicintai oleh lainnya, merasa berguna dan produktif adalah faktor utama dari jiwa manusia pada umumnya.

Gambar diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Maria_Montessori

Charlotte Mason

Children Are Born Persons

adalah ungkapan yang sangat menggaung ke dunia pendidikan di tahun 1880an yang terus relevan sampai sekarang dan nanti. Charlotte Maria Shaw Mason (1 January 1842 – 16 January 1923) adalah guru yang walk the talk (melakukan apa yang telah diucapkan), sehingga dampaknya mendalam terhadap guru dan siswa bahkan terhadap kehidupan keluarga dalam mendidik orang tua dan anaknya.

Layaknya sebuah biji, anak sudah mempunyai potensi untuk berkembang menjadi pribadi yang utuh. Segala potensi khas dari seorang manusia dewasa sudah ada dan itu adalah pemberian dariNya. Ini bukanlah potensi awal yang bisa dinilai baik dan buruknya.

Dia akan menjadi baik jika ditumbuhkan dengan baik melalui tahap ketaatan sebagaimana layaknya orang yang baru belajar kepada gurunya. Sebuah ketaatan yang tumbuh dari rasa hormat kepada guru dan orang tuanya sebagai pendidik pertama.

Education is an atmosphere, a discipline, a life

Anak, orang tua, guru dan lingkungan sekitarnya membuat atmofsir kehidupan yang menumbuhkannya menjadi pribadi yang utuh. Anak belajar dari tutur, laku dan teladan lingkungan sekitarnya.

Kebiasaan baik yang teratur dari lingkungan terdekatnya melatih kedisplinannya secara alamiah. Kehidupan lingkungan sekitarnya adalah pendidikan yang paling baik. Anak tidak saja belajar tetapi juga meneladani kebiasaan baik itu. Anak tidak saja mendapatkan ide tetapi juga penerapannya (konteks). Pengalaman yang dinamis, hidup dan lekat dengan kesehariannya.

Dengan dasar yang baik dari lingkungannya inilah, akar budi pekertinya mendalam dengan kuat. Kehendaknya menjadi lebih terarah karena tumbuh darinya. Nalarnya pun berkembang dan terkendalikan dengan baik. Dengan teladan kehidupan yang nyata, anak terbiasakan dengan memilih dan memilah yang baik dan buruk baginya.

Sehingga, dia menjadi insan yang bertanggungjawab, bukan saja terhadap dirinya tetapi juga alam sekitarnya. Karena semua ini adalah ciptaanNya dan kita bertanggungjawab untuk memelihara kehidupannya. Kehidupan akademis, kehidupan beragama, kehidupan sosial … semuanya saling berhubungan, saling menguatkan … karena Tuhan selalu bersama seluruh kehidupannya.

Children are born persons

gambar Charlotte Mason diambil dari https://en.wikipedia.org/wiki/Charlotte_Mason

Sertifikasi Atau Referensi

Akhir-akhir ini kita banyak sekali mendapatkan silang pendapat antara perlunya sertifikasi sebuah profesi. Bahkan sempat ada isu bahwa seorang homeschooler, portofolio hendaknya bersertifikat.

Sertifikat, sebenarnya pada tahap tertentu hanya menunjukkan bahwa dia telah pernah mengarungi suatu proses tertentu sehingga berhak untuk mendapatkannya. Seorang yang mendapatkan sertifikat ABRSM Piano Grade 6, bisa diperkirakan sebagus apa teknikal bermain pianonya. Tapi, sertifikat tersebut belum tentu bisa mengukur musikalitasnya.

Bahkan, sekarang ini banyak sekali sertifikat dikeluarkan hanya karena pernah mengikuti sebuah seminar tentang topik tertentu. Sertifikat jenis ini adalah sebuah tanda bahwa dia telah hadir dan mendengarkan seminar tersebut. Apakah dia memahaminya, tidak perlu ditanyakan. Sebaiknya peserta seminar cukup diberi piagam penghargaaan saja.

Untuk seorang homeschooler, surat referensi dari seorang ahli tentu lebih bermakna dibandingkan sebuah sertifikat. Apalagi banyak keahlian yang sudah sangat spesifik sehingga sertifikasinya sendiri belum ada.

Sertifikasi lebih formal, sedangkan surat referensi lebih personal. Dan kadang surat referensi lebih berbicara karena hubungan yang baik antara si ahli dengan muridnya. Seorang murid yang baik akan berusaha untuk membangun hubungan yang baik pula dengan gurunya.

Dan berikut adalah salah satu surat referensi kepada seorang homeschooler yang dibuat oleh seorang arsitek yang sudah diakui karyanya. Cukup jelas dan kelihatan personal sekali sifatnya. Dan inilah yang menjadikan surat referensi berbeda dengan surat sertifikasi.

Piwulang Becik : Perkenalan (lagi)

Di zaman penjajahan dulu, baik panjajahan secara fisik atau pemikiran, budaya asing tidak masuk secara alami, tetapi dengan menjejalkannya kepada daerah jajahannya. Selain dengan kekerasan, mereka juga memperhalus bahasa penjajahan menjadi budaya luhurlah yang mengalahkan budaya terbelakang.

Sehingga secara tidak sadar beberapa orang yang terjajah ini bisa menerima penjajahan itu sebagai kesalahan mereka sendiri, dan akhirnya merasa perlu mengambil budaya asing tersebut supaya mereka bisa seluhur para penjajah. Yang berakibat munculnya rasa rendah diri terhadap budaya asing.

memperkuat akar budayanya sendiri, akan memperkuat pohon kehidupannya

Di pihak lain, beberapa orang melihat penjajahan itu sebagai ketidakadilan dan manipulasi pemikiran untuk membenarkan tingkah laku kerakusan para penjajah. Berakibat kepada pemberontakan terhadap budaya asing. Segala hal yang berbau asing akan ditolak.

Pun demikian, kita masih beruntung, ada yang bereaksi dengan lebih bijaksana, tidak minder dan juga tidak dalam posisi memberontak. Pusat perhatian mereka bukanlah budaya asingnya, tetapi justru ke budayanya sendiri. Mereka sadar betul bahwa memperkuat akar budayanya sendiri, akan memperkuat pohon kehidupannya. Pun jika batangnya dicangkokkan dengan batang budaya lain, tidak akan menjadikan mereka tercerabut dari akarnya. Bahkan bisa jadi akar budaya lokal saat dicangkokkan dengan batang budaya lain, mampu menghasilkan buah baru yang lebih manis, tahan hama dan cuaca.

Ajaran Kebaikan

Salah satunya di Jawa, budayanya telah terbukti mampu bertahan terhadap berbagai situasi. Dengan Manjing Ajur Ajer nya, mereka mudah beradaptasi dengan budaya asing tanpa perlu mengganti akar budayanya sendiri. Demikian pula dengan suku lain di Indonesia, mereka mempunyai budaya luhur yang telah terbukti bertahan bahkan semakin kuat di era informasi ini.

Di zaman informasi begitu melimpah, kita dan anak-anak kita dipaparkan dengan beraneka macam pola kehidupan. Tanpa kita perlu mencarinya, budaya itu muncul di depan mata, di setiap saat dan tempat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, karena wacana tersebut menjadikan anak-anak tumbuh lebih sehat karena pandangan mereka lebih luas, tak ada sekat lokal dan global.

Piwulang Becik adalah komunitas yang sedang bertumbuh, yang berupaya mendalami dan menyebarkan Ajaran Kebaikan (Piwulang Becik) para leluhur, sehingga akar kehidupan kita semakin dalam dan kuat. Mendalami akar budayanya sendiri lebih mudah karena teladan banyak ditemukan di sekitar kita. Dan pada saat bersamaan, terbuka untuk mempelajari berbagai budaya/pendidikan dari luar seperti Ikigai, Unschooling, Montessori, Charlotte Mason, dllnya. Memakai kurikulum NKRI K-13 revisi 2017 dengan project-based yang modular, tetapi terbuka dengan Cambridge IGCSE, A-Level, SAT, dllnya.

catatan:
Dalam zaman penjajahan dulu, tidak musti sebuah negara menjajah negara lain. Ketidakadilan dalam memperlakukan perempuan dalam edukasi dan karir, juga merupakan salah satu bentuk penjajahan.

Sekolah di Praha

Husayn, anak homeschooler sekarang sedang menempuh pendidikan di jurusan Arsitektur di Praha, Republik Ceko.

Pengalaman menarik dia adalah saat mendaftarkan diri ke universitas tersebut.

Belajar bisa dengan bersekolah formal atau pun non-formal.

 

Terimakasih telah mengunjungi situs kami

 

Cerita lebih lanjut, akan dituliskan kemudian 🙂

 

 

Portofolio

Portofolio atau portfolio adalah latinisasi dari portefeuille. Dalam dunia keuangan, digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh institusi ataupun perorangan. Dalam manajemen strategis dan pemasaran, digunakan untuk menunjukkan sekumpulan produk, proyek, layanan jasa yang ditawarkan untuk dijual oleh suatu perusahaan.

sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi

Bagi seorang arsitek, mereka menyertakan portofolio hasil kerja terdahulunya bersama dengan rekomendasi kliennya, bisa berupa foto, kliping majalah / koran dan rancang bangun.

Dalam dunia pendidikan, merupakan sekumpulan informasi pribadi yang merupakan catatan dan dokumentasi atas pencapaian seseorang dalam pendidikannya. Jika ada, disertakan pula sertifikat, piagam penghargaan, atau referensi dari ahli.

Portfolio ini berguna sebagai akreditasi pengalaman peserta didik, untuk pencarian kerja, melanjutkan pendidikan, pengajuan sertifikat kompetensi. Portofolio untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMA dipandang sebagai kumpulan hasil proses belajar siswa pada minat tertentu. Kumpulan yang rapi dari proses belajar ini bisa memudahkan peserta didik untuk melakukan refleksi pribadi

refleksi pribadi

Di Piwulang Becik, portofolio sangat dianjurkan dan dimasukkan ke dalam rapor modular peserta didik sebagai mata pelajaran pendalaman minat. Tulisan dan foto disimpan dalam format PDF dan kemudian disertakan ke dalam rapor setiap modul yang telah diselesaikan. Sehingga perkembangan pendalaman minat setiap peserta didik lebih mudah diikuti dan menjadi refleksi diri, langkah apa selanjutnya yang akan ditempuh.

Di sisi lain, pemerintah akan mendapatkan data kompetensi dari peserta didik. Dimana selama ini, nilai rapor normatif tidak bisa menjelaskannya. Data ini penting, karena pemerintah akan lebih mudah mengambil kebijkan baru untuk mendukung kompetensi peserta didik. Proyek yang sedang dikerjakan dan kompetensi apa yang sedang dibangunnya.

Tak perlu muluk-muluk, membangun portofolio bisa dimulai dengan tulisan yang sederhana. Jika punya HP yang ada kameranya, ambil foto sebisanya. Percayakan kepada anak untuk membangun dirinya sendiri. Kita dukung, atau membantunya jika mampu. Atau berkomunitas untuk saling menguatkan.

PKBM Yang HS-Friendly

Anak-anak yang sedang melakukan Homeschooling sebenarnya tidak sekedar membutuhkan Test Center untuk Ujian Paket Kesetaraan saja, tetapi mereka membutuhkan pengakuan akan kegiatan belajar dan karya yang dihasilkan (Portofolio). Pengakuan ini, bisa melalui Ujian Sertifikasi, Surat Referensi atau Nilai Raport yang diakui oleh Diknas.

homeschooling adalah keniscayaan bagi sebagian anak

Tentu, pengakuan oleh masyarakat, dunia industri atau usaha, itu lebih utama. Tetapi, tidak ada ruginya juga kalau ada pengakuan dalam bentuk Kertas Sertifikat. Dimana pada tahap tertentu, ketika anak-anak HS akan melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi, Kertas Sertifikat tersebut dibutuhkan sebagai aspek legalitas pendidikan yang dijalaninya selama ini.

Disinilah PKBM Piwulang Becik berperan dalam proses bertumbuh bersama ini. PKBM yang HS Friendly dan secara legal mengikuti aturan diknas.

setiap anak itu unik

Dan kami meyakini bahwa setiap pelaku HS adalah unik, maka kami pun bekerja sama dengan mereka secara unik pula. Karena kami menghargai bekal unik yang ada di setiap diri manusia.

Literasi Global

Literasi berasal dari bahasa latin Literatus yang artinya A learned Person atau Orang Yang Terpelajar.

Terpelajar karena mempunyai seperangkat Keterampilan Nyata sebagai dasar untuk membangun sebuah Kompetensi di bidangnya masing-masing, sehingga Kualitas Kehidupan Pribadi nya terangkat naik.

kesadaran membangun kembali sosial dan budaya kita sendiri

Dimana pada tahun 2015, telah disepakati dalam World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia), ada 6 Bidang Literasi Dasar yang perlu dimiliki oleh setiap insan dunia.

1. Literacy (Literasi Baca Tulis)
2. Numeracy (Literasi Numerasi)
3. Scientific Literacy (Literasi Sains)
4. ICT Literacy (Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi)
5. Financial Literacy (Literasi Finansial)
6. Cultural and Civic Literacy (Literasi Budaya dan Kewargaan)

Literatus : A learned Person

Dan masyarakat literasi Indonesia telah menjadikan ke 6 literasi dasar tersebut sebagai referensinya. Sayangnya, sosialisasi literasi ini tidak diikuti dengan literasi kelanjutannya, seperti yang telah disepakati dalam World Economic Forum. yaitu

untuk *Membangun Kompetensi* nya dalam:
7. Critical thinking and problem solving (Pemikiran Kritis dan Pemecahan Masalah)
8. Creativity (Kreativitas)
9. Communication (Komunikasi)
10. Collaboration (Kerjasama)

serta terbentuknya *Insan Dengan Kualitas Karakter* seperti ini, dalam menghadapi lingkungan yang cepat sekali berkembang:
11. Curiocity (Keingintahuan)
12. Initiative (inisiatif)
13. Persistence / Grit (ketekunan)
14. Adaptibility (Adaptasi)
15. Leadership (Kepemimpinan)
16. Social and Cultural Awareness (Kesadaran Sosial dan Budaya)

Nah …… dari sini kita bisa melihat ada poin penting di karakter ke 16, *Kesadaran Sosial dan Budaya*. Adalah aneh, jika selama ini kita membangun literasi, ketrampilan dan kompetensi, tapi pada akhirnya justru kita tidak sadar akan sosial dan budaya kita sendiri.

Istilah yang dipakai di atas saja, berasal dari istilah asing, yang untuk mengerti artinya saja sudah bingung. Apalagi untuk menerapkannya dan menjadikannya sebagai adab dan kebiasaan hidup.

Padahal, dengan mengambil akhir dari tujuan tsb (16. Social and Cultural Awareness), *kesadaran membangun kembali sosial dan budaya kita sendiri*, sebagai dasar kita membangun literasi, ketrampilan dan kompetensi, maka akan lebih mudah melaksanakannya dan mendalam kesannya. Inilah yang selama ini dikenal dengan Local Wisdom atau *Kearifan Lokal* .

*Manjing Ajur Ajer*, 
*Ngelmu Iku Kalakone Kanthi Laku*,
*Ajining Diri Soko Lathi*,
dsbnya

adalah contoh bagaimana istilah Jawa ini lebih mudah dikenal, dimengerti, dilakukan dan menjadi kebiasaan hidup bagi masyarakat Jawa.

Dan jika ternyata istilah Jawa ini justru lebih asing bagi anak-anak Jawa di masyarakat Jawa, dibandingkan istilah dalam bahasa Inggris, maka sudah sepatutnya kita mengkoreksi diri kita … betulkah arah pendidikan kita selama ini di masyarakat Jawa?